PALU, KAIDAH.ID – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bekerja sama dengan Bala Keselamatan (BK) Palu, membentuk pemikiran dan tindakan yang moderat terhadap pada pelajar tingkat SLTA di lingkungan BK Palu.

Ketua FKUB Provinsi Sulteng KH Zainal Abidin, menjelaskan, pelajar tingkat SLTA adalah satu komponen bangsa, yang diharapkan dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan di masa mendatang.

“Begitu besar harapan bangsa ini terhadap pelajar generasi muda sebagai estafet pembangunan. Maka kita harus memperkuat wawasan dan pemikiran para pelajar dengan pengetahuan moderasi beragama, agar kelak mereka menjadi generasi muda yang moderat,” kata KH. Zainal Abidin.

Untuk mewujudkan itu, FKUB Sulteng dan Bala Keselamatan secara bersama melaksanakan Program Goes to School dalam rangka menyosialisasikan pemahaman moderasi beragama dan mencegah perundungan di sekolah.

KH Zainal Abidin yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu ini menjelaskan, moderasi beragama bukanlah moderasi agama.

“Moderasi beragama berada pada tataran sosiologis, yang dalam wilayah praktik keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain,” jelasnya.

Sedangkan pada tataran teologis, setiap orang berhak meyakini kebenaran agamanya masing-masing.

“Tetapi secara sosiologis, pada saat yang sama setiap umat beragama harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka,” jelas Guru Besar UIN Datokarama Palu ini.

Terkait fenomena perundungan di sekolah, menurutnya karena faktor minimnya pengawasan dan rendahnya kepedulian sekolah terhadap perilaku siswa-siswinya.

“SMA Bala Keselamatan harus menjadi percontohan sekolah yang menghargai perbedaan, mengedepankan persamaan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Perundungan merupakan satu tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan,” tegasnya.

Sementara itu, Pengurus Sekolah BK Palu Kapten Eston Warani, menyambut kehadiran FKUB Sulteng dan Opsir Bala Keselamatan Frangky Waleleng di sekolah tersebut.

Kapten Eston mengatakan, SMA BK merupakan sekolah yang mengajarkan semua ajaran agama.

“Kami juga menerima siswa dan siswi dari semua agama, tidak hanya dari kalangan Kristen saja,” kata Kapten Eston Warani.

Lantaran itu, dia mengapresiasi kehadiran FKUB dalam rangka menguatkan pelayanan pendidikan di SMA BK.

Ia menambahkan, sosialisasi moderasi beragama dan pencegahan perundungan penting dilakukan, sebagai upaya mitigasi siswa secara intelektual dan perilaku. (RTS*)