Senin, 09 September 2024

Mempertimbangkan Rahmad-Datu di Pilkada Donggala

Rahmad M. Arsyad dan Datu Wajar Lamarauna | Foto: kolase kaidah

PILKADA SERENTAK serentak berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024, Tentang Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024, akan dilaksanakan pada 27 November 2024.

Tahapannya, diawali dengan pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan pada 5 Mei sampai 19 Agustus 2024. Selanjutnya, pengumuman pendaftaran pasangan calon dilaksanakan pada 24-26 Agustus 2024.

Sedangkan, pendaftaran pasangan calon dimulai pada 27-29 Agustus 2024. KPU juga menjadwalkan, penelitian persyaratan calon pada 27 Agustus hingga 21 September 2024.

Sementara itu, para tokoh yang namanya telah disebut-sebut bakal ikut bertarung pada Pilkada serentak nanti, semakin tancap gas menunjukan eksistensi mereka.

Khusus di Kabupaten Donggala, nama Rahmad M. Arsyad semakin mengkristal. Ketua Kadin Donggala itu bahkan telah menerima penugasan dari DPP Partai Golkar, untuk ikut dalam kontestasi merebut kursi DN 1 B tersebut.

Doktor Komunikasi di Pemerintah Kota Palu itu, bahkan telah lama bekerja menyosialisasikan dirinya di seantero wilayah Kabupaten Donggala. Tim pemenangan yang diberi nama Jaringan Rahmad, pun sudah terbentuk dan bekerja sejak lama.

“Hanya ada penugasan untuk kursi nomor satu (bupati). Tidak ada penugasan untuk kursi wakil bupati,” kata Rahmad M. Arsyad, pengusaha muda penerima penghargaan dari Kadin Indonesia itu.

Tapi, dengan siapa nantinya sosok yang dianggap layak mendampinginya menjadi calon wakil bupati?

Rahmad bilang, ia tidak bisa memutuskan siapa yang kelak menjadi pendampingnya. Semua itu diserahkan pada mekanisme partai.

“Tergantung bagaimana arah koalisi Partai Golkar kelak. Kemungkinan, koalisi di kabupaten akan linear dengan provinsi,” kata Rahmad melalui pesan WhatasApp, Jumat, 22 Maret 2024 malam.

Sejumlah pihak berspekulasi, Datu Wajar Lamarauna adalah sosok yang paling tepat menjadi pendamping Rahmad M. Arsyad.

Rahmad M. Arsyad juga tidak menolak itu. Dia mengatakan, Datu Wajar sangat wajar dipertimbangkan sebagai pendampingnya pada perhelatan politik di Donggala nanti.

“Kita tinggal lihat, apakah Golkar dan Gerindra akan berkoalisi?. Tapi prinsipnya, saya ikut perintah partai, saya patuh pada perintah Kak Arus (maksudnya Ketua DPD Partai Golkar Sulteng, M. Arus Abdul Karim),” tegas Rahmad.

Lantas bagaimana dengan sikap Datu Wajar Lamarauna? Kader Partai Gerindra itu menyatakan sangat siap mendampingi Rahmad pada Pilkada Donggala nanti.

“Insya Allah saya siap. Saya lebih nyaman jika berpasangan dengan Rahmad,” katanya.

Untuk tujuan itu, Datu mengatakan, dia akan segera menyosialisasikan dirinya sebagai bakal calon Wakil Bupati Donggala. Alat peraga sudah akan dipasang di beberapa titik di Kabupaten Donggala.

“Tanggal 25 Maret besok, alat peraga akan dipasang serentak di beberapa titik,” kata Datu Wajar Lamarauna sembari menambahkan, akan turun menyapa seluruh warga di Kabupaten Donggala.

Seirama dengan Rahmad, Raja Banawa itu mengatakan, meski ia sangat siap, tetapi tetap harus tunduk pada mekanisme partai.

“Jika partai menugaskannya, insya Allah saya siap lahir batin,” ujarnya.

SIKAP GOLKAR DAN GERINDRA

Kaidah.id belum mendapatkan pernyataan resmi dari Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sulteng, M. Arus Abdul Karim. Pun halnya dengan Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng, Longki Djanggola.

Tetapi dari informasi yang diperoleh, M. Arus Abdul Karim tak lagi berpaling dari pencalonan Rahmad M. Arsyad. Calon Ketua DPRD Sulteng itu sangat menyokong Rahmad.

Dalam pertemuan tidak resmi di salah satu kafe di Jakarta, M. Arus Abdul Karim menegaskan, Kabupaten Donggala akan lebih baik jika dipimpin oleh seorang pengusaha.

“Rahmad, harus maju terus, karena kamu itu pengusaha. Kamu Ketua Kadin,” kira-kira begitu kata Kak Arus — sapaan akrab M. Arus Abdul Karim kepada Rahmad dalam pertemuan tersebut.

Lantas bagaimana dengan Datu Wajar Lamarauna. Kaidah.id menduga, putra mantan Bupati Donggala ini lebih bisa diterima oleh pimpinan Partai Golkar dan Gerindra dibanding sosok lainnya.

Jika nanti Partai Golkar dan Gerindra bersatu dalam koalisi, itu sudah dapat mengusung pasangan calon (paslon) Rahmad-Datu, karena berdasarkan hasil Pemilu 2024, kursi dari kedua partai itu lebih dari cukup untuk mengusung paslon bupati dan wakil bupati, karena masing-masing punya 4 kursi, sedangkan syarat mengusung paslon bupati dan wakil bupati, hanya 7 kursi.

Apakah Rahmad-Datu bisa berlayar dalam bahtera koalisi Golkar-Gerindra? Kita tinggal menunggu keputusan dari pimpinan kedua partai tersebut. (Ruslan Sangadji*)