PALU, KAIDAH.ID – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Palu menggelar dialog bertajuk “Prospek Ekonomi 2025: Optimisme Terhadap Penguatan Ekonomi Daerah di Tengah Dinamika Global” pada Senin, 13 Januari 2025 di Sriti Convention Hall.

Acara tersebut menghasilkan 10 rekomendasi strategis, untuk rencana pembangunan Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketua ISEI Palu, Muzakir Tombolotutu menyampaikan, dialog ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif, untuk memberikan masukan strategis dalam perencanaan pembangunan Sulteng.

“Pertumbuhan ekonomi Sulteng tercatat sebesar 9,08% pada 2024, yang ditopang oleh sektor industri pengolahan, pertambangan, dan konstruksi. Angka ini menjadi landasan optimisme kita untuk mencapai target yang lebih baik pada 2025,” sebutnya di hadapan para peserta dialog.

Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, seperti Muhidin M. Said (Wakil Ketua Badan Anggaran Komisi XI DPR RI), Rony Hartawan (Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng), Bonny Hardi Putra (Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulteng), Yuni Wibawa (Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sulteng), dan Patta Tope (akademisi Untad Palu).

Dari pemaparan para narasumber serta diskusi interaktif dengan berbagai stakeholder, Menurut Muzakir Tombolotutu, ISEI Palu berhasil merumuskan 10 rekomendasi utama untuk pembangunan Sulteng, yaitu:

  1. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Memastikan pertumbuhan ekonomi mampu menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan.
  2. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM): Meningkatkan kualitas tenaga kerja agar mampu bersaing di sektor industri besar di Sulteng.
  3. Kolaborasi Multipihak: Menjalin kerja sama strategis untuk menyelesaikan permasalahan daerah dengan pendekatan komprehensif.
  4. Pendekatan Hexahelix: Memetakan permasalahan sektoral untuk solusi yang lebih tepat sasaran.
  5. Advokasi Anggota DPR RI: Mengawal program-program APBN yang mendukung penyelesaian persoalan pembangunan daerah.
  6. Efisiensi Belanja Daerah: Mengalokasikan anggaran secara efisien untuk menciptakan efek berganda yang positif bagi perekonomian masyarakat.
  7. Kajian Khusus Industri Pertambangan: Melakukan penelitian mendalam tentang dampak tambang terhadap manusia dan lingkungan.
  8. Penguatan Ekonomi Hijau dan Biru: Mengembangkan sektor pertanian dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
  9. Peningkatan Infrastruktur Strategis: Memperbaiki infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkualitas.
  10. Ketahanan Ekonomi Global: Diversifikasi ekonomi dan penguatan sektor non-tradisional untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu.

“Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan penting dalam penyusunan kebijakan pembangunan Sulteng ke depan,” harap Muzakir.

Acara dialog ini menjadi bukti, kolaborasi lintas sektor dapat melahirkan gagasan segar, untuk mempercepat pembangunan di Sulawesi Tengah. Dengan implementasi 10 strategi ini, Sulteng diharapkan mampu bertahan dan tumbuh di tengah tantangan ekonomi global. (*)