BOGOR, KAIDAH.ID – Jalan Raya Puncak Bogor, Jawa Barat, kembali menjadi mimpi buruk bagi para pengendara selama libur panjang ini. Ratusan ribu kendaraan terlihat mengular sepanjang jalur menuju kawasan wisata di Bogor. Kemacetan yang luar biasa ini, bahkan membuat banyak pengendara harus terjebak di jalan selama berjam-jam, memicu keluhan dan frustrasi.
Sejak Jumat pagi lalu, arus kendaraan dari Jakarta menuju Puncak Bogor sudah mengalami lonjakan signifikan. Kepadatan semakin parah menjelang siang.Kendaraan hampir tidak bergerak di beberapa titik krusial, seperti kawasan Gadog, Taman Safari, hingga Puncak Pas.
“Saya berangkat dari Jakarta pukul 5 pagi, tapi sampai sekarang, sudah hampir 6 jam, saya baru sampai Megamendung,” kata Arya, seorang pengendara yang mencoba menghabiskan waktu liburannya di kawasan Puncak. “Libur malah jadi stres,” tambahnya.
KEPADATAN DI TITIK WISATA POPULER
Peningkatan volume kendaraan terjadi, akibat tingginya antusiasme masyarakat yang ingin menikmati libur panjang di Puncak. Kawasan wisata seperti Taman Safari menjadi magnet utama bagi wisatawan, yang sayangnya turut memperparah situasi lalu lintas.
Di sisi lain, pengelola tempat wisata telah mengantisipasi lonjakan ini, dengan menambah kapasitas parkir dan mengatur jadwal masuk pengunjung. Namun, hal tersebut belum cukup untuk mengurangi beban lalu lintas di jalur utama.
“Kami sudah mengarahkan kendaraan ke jalur alternatif, tetapi tetap saja, volume kendaraan terlalu tinggi,” ujar seorang petugas kepolisian lalu lintas di Gadog.
PENERAPAN SISTEM GANJIL GENAP
Untuk mengatasi kemacetan, pihak berwenang menerapkan sistem ganjil-genap di beberapa ruas jalan utama menuju Jalan Raya Puncak Bogor. Namun, sistem ini belum mampu sepenuhnya mengurai kepadatan, mengingat banyaknya kendaraan yang mencoba mencari jalur tikus atau memaksa masuk ke jalur utama.
“Harusnya sistem ganjil-genap diperluas dan diberlakukan lebih ketat, terutama di akhir pekan seperti ini,” kata Lisa Herlita, seorang warga Bogor yang merasa terganggu dengan padatnya lalu lintas di sekitar tempat tinggalnya.
Pemerintah setempat dan pihak kepolisian mengimbau warga serta wisatawan, untuk bersabar dan bijak dalam merencanakan perjalanan.
“Kami mengarahkan masyarakat untuk menggunakan jalur alternatif, memanfaatkan transportasi umum, atau menunda perjalanan jika memungkinkan,” ujar seorang petugas kepolisian.
Namun, bagi sebagian besar pengendara, solusi ini belum cukup. Banyak yang berharap ada perbaikan signifikan dalam manajemen lalu lintas, terutama selama musim libur panjang.
Sementara itu, para pedagang di sepanjang jalan raya justru memanfaatkan situasi ini. Mereka menawarkan berbagai dagangan, mulai dari makanan ringan hingga minuman dingin, kepada pengendara yang terjebak macet.
“Lumayan Aa. Kalau macet begini, dagangan saya cepat habis,” ujar Dudung, seorang pedagang asongan kepada kaidah.id, Selasa, 28 Januari 2028 sore.
Meski penuh tantangan, antusiasme masyarakat untuk berlibur ke Puncak tetap tinggi. Bagi banyak orang, kemacetan sudah menjadi “bagian dari paket liburan” di kawasan ini. Namun, harapan akan adanya perbaikan infrastruktur dan pengelolaan lalu lintas yang lebih baik, terus menjadi aspirasi bersama.
Hingga berita ini ditulis, arus lalu lintas di Jalan Raya Puncak masih padat merayap. Petugas kepolisian terus bekerja keras mengatur lalu lintas, sementara para pengendara mencoba bersabar menunggu giliran untuk melanjutkan perjalanan mereka ke destinasi wisata yang dituju. (*)
Penulis: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan