INI TENTANG PERENCANA KEUANGAN SYARIAH Mahasiswa UIN Datokarama Palu – Di sebuah ruang sederhana namun penuh semangat di sudut Kota Palu, belasan anak muda berkumpul, menyatukan mimpi dan langkah di jalur yang jarang disentuh: perencanaan keuangan syariah.
Sabtu pagi, 12 April 2025, suasana di lokasi sertifikasi Associate Wealth Planner (AWP) Syariah terasa hangat, meski di luar kota bersiap menyambut mentari dengan suhu yang mulai meninggi.
Di antara 14 peserta yang hadir, tujuh di antaranya datang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Mereka adalah generasi yang mencoba menantang diri, memilih jalan sunyi yang tak sekadar bicara laba, tapi tentang keberkahan dalam mengelola rezeki.
Dekan FEBI UIN Datokarama Palu, Dr. Sagir M. Amin, M.Pd.I., menyambut langkah anak-anak didiknya itu dengan bangga. Baginya, sertifikasi profesi semacam ini adalah investasi masa depan, bukan hanya bagi pribadi mahasiswa, tapi juga untuk masyarakat Sulawesi Tengah yang mulai sadar akan pentingnya pengelolaan keuangan berbasis nilai-nilai syariah.
“Kami sangat bangga dengan inisiatif dan semangat ketujuh mahasiswa kami. Ini bukan sekadar pelatihan, tapi awal dari sebuah pengabdian,” ucap Dr. Sagir, di sela aktivitas kampus yang mulai padat selepas libur panjang.
Di ruang pelatihan itu, tiga nama besar hadir sebagai pengajar. Prof. Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc, CFP, AEPP, seorang Guru Besar dari Tazkia University sekaligus Founder Sakinah Finance, menyemai ilmu dengan penuh kelembutan. Dr. Luqyan Tamanni, dan Mardiyah, S.T., AWP, QWP, CFP, AEPP, QLP, turut menjadi penyampai hikmah, membawa peserta menyelami dunia keuangan syariah bukan sekadar teori, tapi sebagai jalan hidup.
“Pesertanya luar biasa antusias. Ada yang ingin jadi pendidik, ada yang ingin buka jasa konsultasi keuangan syariah di kampung halaman. Semuanya datang dengan motivasi yang hidup,” kata Prof. Murniati, saat berbincang ringan di hari Senin, dua hari pasca kegiatan.
Bagi Mardiyah, pendiri Hannah Asa Indonesia, kegiatan ini adalah angin segar. Jumlah peserta tahun ini meningkat dibanding pelaksanaan sebelumnya. Tapi yang lebih membahagiakan baginya adalah semangat anak muda Sulawesi Tengah yang mulai terbuka terhadap pentingnya literasi keuangan syariah.
“Harapan saya, semakin banyak anak muda sadar. Bukan hanya soal menabung, tapi bagaimana mengelola rezeki dengan nilai-nilai yang baik. Semoga Hannah Asa Indonesia bisa terus jadi wadah belajar,” ujarnya, dengan mata yang tampak menyimpan harapan panjang.
Di antara peserta, ada Ahmad, mahasiswa FEBI UIN Datokarama Palu. Baginya, pelatihan ini bukan cuma menambah ilmu, tapi membuka ruang baru untuk berbagi.
“Semoga setelah ini, saya bisa berbagi dengan teman-teman di kampus dan masyarakat sekitar,” tuturnya singkat, namun penuh tekad.
Selain materi yang komprehensif, para peserta juga berhak menyematkan gelar AWP Syariah di belakang nama mereka. Tak hanya itu, akses seumur hidup ke aplikasi My IFPE Syariah, serta peluang menjadi Certified Financial Sakinah Trainer (CFST) turut menjadi bagian dari manfaat yang mereka bawa pulang.
Di penghujung acara, tak ada pesta meriah. Tapi senyum-senyum kecil dan jabat tangan hangat cukup jadi penanda: bahwa di kota ini, di kampus itu, dan di hati anak-anak muda itu, telah lahir calon-calon pendamping keuangan syariah yang akan menjadi cahaya kecil di tengah derasnya arus ekonomi modern.
Kini, ketujuh mahasiswa FEBI UIN Datokarama Palu resmi menyandang sertifikasi Associate Wealth Planner Syariah. Bukan sekadar gelar di belakang nama, tapi bekal yang mungkin kelak menjadi pembuka jalan di dunia kerja, atau bahkan pintu kebermanfaatan bagi lebih banyak orang di Sulawesi Tengah.
Ketujuh Mahasiswa FEBI UIN Datokarama Palu yang Kantongi Sertifikasi AWP Syariah atau Perencana Keuangan Syariah:
- Ahmad
- Nur Aini
- Siti Rahmawati
- Rizki Maulana
- Dini Puspitasari
- Syahrul Ramadhan
- Fitriani
Mereka telah menorehkan kisah kecil di awal tahun ini. Sebuah langkah yang mungkin tak banyak disorot, tapi bisa jadi akan dikenang oleh waktu, saat dunia keuangan syariah di Sulawesi Tengah nanti bertumbuh, dan nama-nama mereka menjadi bagian dari kisah itu.
“Tidak semua anak muda sibuk jadi viral. Ada yang diam-diam menyiapkan masa depan, demi dirinya, demi kampusnya, dan demi tanah kelahirannya,” kata Muhdar Ibrahim dari UIN Datokarama Palu.
Dan pagi itu di Palu, kabut tipis mulai tersibak. Menyisakan harapan yang diam-diam tumbuh di hati tujuh anak muda.
Dan pelan-pelan, Palu menulis kisahnya sendiri di peta keuangan syariah Nusantara. (*)
Tinggalkan Balasan