IIQ dari Masa ke Masa

Kampus IIQ Jakarta yang berdiri pada 01 April 1977, tidak sekadar mendidik dan memberdayakan potensi fisik dan intelektual semata. Tapi juga mendidik dan mengaktivasi kecerdasan spiritual dan emosional mahasiswa melalui Al-Qur’an.

Dalam kiprahnya selama 44 tahun, IIQ Jakarta berhasil mempertahankan eksistensinya sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Islam Swasta yang konsen dalam kajian keislaman, khususnya dalam bidang ilmu Al-Qur’an.

Sebagai Perguruan Tinggi, IIQ Jakarta terus berusaha melakukan pembenahan dan perbaikan, baik pada sisi akademik maupun non akademik untuk terwujudnya visi “Menjadi Pusat Studi dan Riset Al-Qur’an Terbaik dan Terdepan di Dunia”.

Perkembangan dan perubahan zaman secara cepat, mengharuskan IIQ dapat merespon peluang dan mengantisipasi tantangan yang sangat dinamis. Sehingga IIQ Jakarta berkomitmen untuk terus berkontribusi kepada masyarakat, Agama dan Negara.

HAFAL AL QURAN – Salah seorang mahasiswi Institut Ilmu Al Quran Jakarta sedang menghafal Al Quran

IIQ Jakarta adalah sebuah institusi pendidikan tinggi swasta yang concern untuk mengkaji Al Quran dan memberdayakan kaum perempuan. Lembaga ini lahir pada 12 Rabi’ul Awwal 1397 H bertepatan 1 April 1977 M oleh Yayasan Affan, yang diketuai pertama kali oleh H. Sulaiman Affan.

Kemudian sejak 1983 misi IIQ Jakarta dilanjutkan oleh Yayasan Institut Ilmu Al Quran, yang diketuai oleh Hj. Harwini Joesoef. Dan saat ini, untuk periode 2018–2025 Yayasan IIQ diketuai oleh Ir. H. Rully Chairul Azwar, M.Si.

Awalnya, Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta membuka Program Magister khusus wanita dengan dukungan pemerintah provinsi seluruh Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan tenaga khusus per-MTQ-an di berbagai provinsi, dan sebagai tenaga pengajar pada program Strata Satu (S1).

“Setelah meluluskan dua angkatan, IIQ Jakarta baru membuka program sarjana (S1) pada tahun 1981 dan membuka kembali program magister (S2) tahun 1998,” kata Rektor.

Semua mahasiswi IIQ diwajibkan mengikuti mata kuliah Tahfizh Al-Qur’an, Tilawah/Nagham, Tafsir dan Qiraat, Ilmu Rasm Utsmani sebagai mata kuliah kekhususan.

“Karena itulah sehingga IIQ Jakarta telah melahirkan Qari’ah, Hafizhah, dan Mufassirah yang mampu tampil di arena Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional maupun Internasional,” ucapnya.

IIQ Jakarta telah memasuki umur ke-44 tahun. Di umurnya yang hampir setengah abad ini, IIQ terus konsisten memegang prinsip, karakter dan khittah organisasi yaitu, Pengembangan Kajian Al-Qur’an dan Pemberdayaan Perempuan, sebagaimana diamanatkan oleh sang inisiator sekaligus pendiri, almaghfurlah Prof. KH. Ibrahim Hosen.

Dua khittah utama IIQ itu, terus dikawal melalui berbagai kegiatan, baik akademik maupun non akademik sehingga IIQ berhasil mencetak kader-kader perempuan yang handal dan mumpuni di bidang Al-Qur’an.

mahasiswa IIQ Jakarta  memiliki banyak prestasi dalam event MTQ. Prestasi mereka tidak saja di tingkat Nasional, tapi juga Internasional. Delegasi Indonesia pada ajang MTQ Internasional rata-rata adalah mahasiswi dan/atau alumni IIQ Jakarta. Begitu juga dengan dosen-dosen maupun instruktur Tahfizh IIQ Jakarta, aktif berpartisipasi di MTQ baik sebagai peserta maupun sebagai dewan hakim. *