Beberapa faktor yang membuat beliau punya banyak guru, karena telah belajar sejak usia belia dan mendatangi para ulama di berbagai negara.
Perjalanannya dalam mendalami hadis ke berbagai negara, namanya terkenal di kalangan para ulama. Dalam menghafal hadis, beliau tidak hanya menghafal matannya saja, tetapi lengkap dengan sanad, bahkan biografi dari pada perawi yang menukil hadis.
Banyak pula yang mengisahkan, dengan kecerdasan dan daya ingatnya yang kuat, membuat Imam Bukhari mampu menghafal suatu buku, hanya dengan sekali membacanya. Kecerdasan dan kekuatan hafalannya yang tak dapat lagi diragukan, membuat banyak ulama ingin menguji kemampuannya.
Dalam satu kisah, suatu hari saat beliau di kota Baghdad, semua orang berkumpul untuk menyaksikan kemampuan dalam menghafalnya.
Para ulama telah mempersiapkan hadis-hadis untuk Imam Bukhari, tetapi dengan sanad dan matan yang sengaja mereka ubah. Setiap orang memegang hadis dan mengajukannya kepada beliau. Satu persatu pertanyaan itu mampu ia jawab. Hingga setiap mendapati hadis yang mereka ubah sanad dan matannya, beliau menjawab: “Aku tidak mengenalnya”.
Awalnya, semua orang meremehkan kemampuan beliau. Namun, setelah semua pertanyaan selesai, Imam Bukhari menjelaskan satu persatu hadis, dan mengoreksi setiap hadis yang matan dan sanadnya telah mereka ubah.
“Hadis mu yang pertama seharusnya begini, yang kedua begini, yang ketiga begini”. Beliau satukan antara sanad dan matan yang sesuai. Hingga para ulama dan semua orang yang hadir berdecak kagum akan kemampuannya.
Tak hanya di Baghdad, ketika Imam Bukhari di Samarkand, beliau mengalami hal yang serupa. Sekitar 400 ulama hadis di sana, menguji beliau dengan hadis-hadis, yang sanad dan nama perawi telah mereka campuradukan.
Menempatkan sanad penduduk Syam ke dalam Penduduk Irak dan menempatkan matan pada bukan sanadnya. Lalu para ulama membacakan hadis dan sanadnya.
Dengan cekatan, beliau mengoreksi satu demi satu dan menempatkan hadis serta matannya degan sesuai.
Dengan kejadian tersebut, tidak ada keraguan akan kekuatan hafalan dan kecerdasaan Imam Bukhari. Tentang ini, Abu Ja’far pernah menanyakan kepada beliau, “Apakah engkau hafal seluruh riwayat yang engkau masukkan dalam kitabmu?” Imam Bukhari menjawab: “Tidak ada yang kabur dari hafalanku seluruhnya”.
Untuk mendapatkan ingatan yang kuat, Imam Bukhari berkata: “Aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih bermanfaat (menguatkan) hafalan, daripada keinginan kuat seseorang dan sering menelaah tulisan”.
Karena kecerdasaannnya, beliau mendapatkan beberapa gelar, antara lain, Syaikhul Islam, Imam para huffazh, dan Amirul mukminin dalam bidang hadis.
Demikian kisah tentang Imam Bukhari. Semoga bermanfaat. (*)
Tinggalkan Balasan