Spesialisasinya adalah pada ilmu fikih, sehingga sangat terkenal sebagai ahli dalam bidang ini.
Almarhum pernah mengabdi sebagai hakim, di Pengadilan Agama Ujung Pandang, sejak 1959 sampai 1962. Kemudian di inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur (1962-1965).
Sejak 1965 hingga 1971, beliau menjadi Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Ujung Pandang, dan aktif di NU Sulsel. Setelah itu, beliau mulai aktif di tingkat nasional pada 1971. Pada muktamar NU 1971 di Surabaya, beliau terpilih menjadi Rais Syuriah PBNU.
Almarhum juga pernah menjadi anggota DPR, hingga tahun 1987. Setelah itu, KH Ali Yafie mengajar di berbagai kampus Islam di Jakarta, dan semakin aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pada Muktamar NU di Semarang 1979 dan Situbondo 1984, beliau terpilih kembali sebagai Rais, dan di Muktamar Krapyak 1989 sebagai wakil Rais Aam.
Karena Kiai Achmad Siddiq meninggal dunia pada 1991, maka sebagai Wakil Rais Aam, ia kemudian bertindak menjalankan tugas, tanggung jawab, hak dan wewenang, sebagai pejabat sementara Rais Aam.
Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu
Innalilahi wainna ilaihi raji’un. (*)
Tinggalkan Balasan