LUWUK, KAIDAH.ID – Orang tua santri Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng), menyayangkan kasus pemukulan tiga orang santri oleh seorang guru bernama Asdar.

Menurut orang tua santri yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat Luwuk, Habib Agil Alhabsyi, peristiwa itu terjadi pada pekan lalu.

Dia menceritakan, ketiga santri tersebut mengalami kekerasan. Dia memukul seorang santri di bagian paha hingga memar. Seorangnya lagi bahkan ditendang hingga terjerembab ke lantai.

“Saya sudah melaporkan kasus tersebut ke polisi dan ke kantor Kementerian Agama Banggai, karena guru itu berstatus PNS,” kata Habib Agil kepada kaidah.id, Selasa, 26 September 2023 siang.

Habib Agil meminta, agar pihak Kementerian Agama segera menindaklanjuti laporan tersebut, karena kehadiran guru itu sudah sangat meresahkan para santrinya di Ponpes Alkhairaat Luwuk.

Memar bekas dipukul guru | Foto : ist

“Sudah sepekan kami melaporkan kasus itu, tetapi belum ada tindak lanjut dari Kemenag,” katanya.

Menurut Habib Agil, bukan baru kali ini saja guru bernama Asdar itu melakukan kekerasan terhadap siswa. Yang bersangkutan juga pernah melakukan kasus yang sama saat masih mengajar di sekolah sebelumnya.

“Dia dipindahkan dari sekolah asalnya, karena kasus yang sama juga, pemukulan santri,” beber Habib Agil.

Bukan hanya itu saja, Habib Agil Alhabsyi menerangkan, Asdar juga kerap menghasud sesama guru dan pengurus pondok.

“Kami sangat prihatin dengan keberadaannya di lingkungan Pondok Pesantren Alkhairaat Luwuk,” ujar Habib Agil.

Kondisi ini semakin meresahkan para santri dan orang tua mereka.

“Sudah lebih satu pekan guru itu masih ada di Pondok. Jika dibiarkan terus, kami khawatir akan ada kasus serupa yang terulang kembali,” tambah Habib Agil.

Habib Agil Alhabsyi saat melaporkan peristiwa pemukulan santri Alkhiaraat kepada pihak kepolisian setempat | Foto: ist

Kepolisian setempat sudah menerima laporan kasus pemukulan ini, dan menyarankan agar pihak Pondok Pesantren Alkhairaat berkoordinasi dengan pihak Kementerian Agama untuk menangani masalah ini.

Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari Kemenag terhadap Asdar.

“Kelihatannya belum ada niat baik dari pihak Kemenag, sehingga saya dan orang tua santri akan kembali melaporkan kasus tersebut ke polisi. Insya Allah hari Jumat nanti,” tandasnya.

Redaksi telah mengonfirmasi Asdar melalui pesan WhatsApp dan telepon di nomor +62 85*-41**-8*77 tapi, belum memberikan respons. Sedangkan pihak Kemenag Banggai mengaku masih menghadiri acara tablig akbar sore ini di Luwuk. (*)