GESTAPU atau Gerakan 30 September yang terjadi pada 30 September dan 1 Oktober 1965, atau yang dikenal dengan istilah G30S/PKI, merupakan peristiwa berdarah di Indonesia.

Peristiwa itu, merupakan upaya kudeta yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tujuh Jenderal dan Perwira Angkatan Darat diculik dan dibunuh.

Rencana penculikan dan pembunuhan itu, tidak hanya berlangsung di Jakarta sebagai ibu kota negara. PKI juga telah merencanakan aksi serupa di beberapa kota di Tanah Air.

Rencana itu berhasil digagalkan oleh tentara dan rakyat setelah peristiwa G30S/PKI atau Gestapu. Penangkapan pengurus, kader dan simpatisan PKI berlangsung di sejumlah tempat.

Beberapa Surat Kabar Belanda menuliskan fakta itu di tahun 1965.

Surat kabar bernama Friese Koerier edisi 6 November 1965 menulis, soal penangkapan puluhan anggota PKI di sejumlah daerah, seperti di Jawa Timur, Sukabumi, hingga Bogor.

Friese Koerier juga melaporkan soal dokumen-dokumen rencana PKI. Kader komunis perempuan disebutkan memiliki misi untuk merayu para petinggi partai politik lain, agar bersekutu dengan PKI.

Koran Twentsch Dagblad Tubantia | Foto: krantvanuwgeboortedag.nl

Koran itu menulis, pihak berwenang di Bandung telah menemukan dokumen komunis. Dokumen itu menyebutkan rencana pembakaran dan sabotase.

Satu di antara rencana PKI ini, adalah menggunakan wanita cantik komunis, membujuk para pemimpin partai politik lain untuk mengabdi pada tujuan komunis.

Koran Belanda lainnya bernama Trouw, edisi 2 November 1965 menulis, komunis merencanakan pembantaian besar-besaran di Bandung.

Trouw menulis dalam beritanya, sejumlah kuburan dengan ukuran besar telah digali oleh komunis di beberapa tempat di Bandung.

Komunis berencana melakukan pembantaian besar-besaran. Mereka telah menggali banyak di beberapa tempat di Bandung dan sekitarnya. Ukurannya 8 X 14 meter dengan kedalaman dua meter.

PKI juga, tulis Trouw, berupaya menyabotase pasokan air, gas, dan listrik. Namun, masyarakat berhasil mencegat upaya PKI tersebut.

Pengrusakan yang direncanakan PKI di Bandung juga gagal, karena tentara berhasil mencegahnya setelah mendapat laporan warga sipil setempat.

Di akhir laporannya Trouw menulis, setelah berhasil menangkap orang-orang yang berafiliasi dengan PKI. Tentara pun menyiapkan penampungan di pulau-pulau sekitar Jawa waktu itu.

“Sepuluh ribu komunis telah ditangkap,” tulis Trouw di akhir laporannya.

Surat kabar lainnya, yakni Twentsch Dagblad Tubantia edisi 12 Oktober 1965 menulis tentang situasi mencekam di sejumlah kota di Indonesia.

Di Jakarta, jam malam dipersingkat. Di Bandung, markas PKI dihancurkan tentara dan rakyat. Di Medan ada aksi unjuk rasa menentang PKI.

Media itu menulis, di Bandung, markas besar komunis dan mesin cetak majalah komunis dihancurkan. Tentara telah menangkap seluruh pengurus PKI Cabang Bandung. (*)