PALU – Sejumlah pihak di Palu mempertanyakan akurasi uji swab korona yang dilakukan di Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Pertanyaan itu ada, karena hasil uji swab mantan Danrem 132 Tadulako, yang terkonfirmasi negatif, setelah uji swab pertama dinyatakan positif.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, Dokter Reny Lamadjido menjelaskan, laboratorium kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng dalam mengerjakan sampel swab, dan interpretasi hasilnya, sudah berpedoman pada Center for Disease Control (CDC), Litbang Kementerian Kesehatan RI.
“Untuk melakukan rapid atau swab, harus terlebih dahulu ada penyelidikan epodemiologi,” kata Dokter Reny Lamadjido.
Penyelidikan epidemologi itu, katanya, menyangkut identitas pasien, informasi klinis, faktor kontak paparan dan daftar kontak erat.
Selain itu, immunitas personal pasien juga, menurutnya, berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, apalagi jika pasien tersebut sudah cukup istirahatnya, telah mengonsumsi vitamin, sudah makan makanan sehat dan menghindari stres.
“Nah pada saat itulah maka pemeriksaan swab akan bisa lebih baik setelah 6 hari kemudian,” ujarnya.
Tetapi untuk meyakinkan kesembuhannya, kata Dokter Reny, harus dilakukan swab kembali. Jika hasilnya tetap negatif maka pasien tersebut dapat dinyatakan sembuh dari virus corona .
Dokter Reny Lamadjido menyontohkan kasus pak Agus sasmita dan keluarga, saat swab pertama 5 Juni 2020 lalu, terkonfirmasi positif korona, kemudian setelah 6 hari di swab kembali, ternyata hasilnya sudah negatif.
“Itu karena kondisi kesehatan beliau yang memang sudah membaik,” ujar Dokter Reny Lamadjido .
Pun halnya dengan anggota Bawaslu RI, Ratna Dewi Pettalolo. Menurut Dokter Reny Lamadjido, memungkinkan bahwa virus Covid yang ada pada pasien sudah lama ada, tetapi sudah melemah.
“Kalau virus sudah melemah atau sudah mau hilang, itu artinya sudah mau sembuh,” kata dia.
Namun, katanya, pada waktu dilakukan swab, virus yang melemah tersebut masih terdeteksi pada laboratorium sehingga pasien tersebut masih terkonfirmasi positif.
“Setelah 6 hari di obati, istrahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, olahraga yang cukup sehingga dapat mempercepat kesembuhan terhadap pasien atau singkatnya,” paparnya.
Singkatnya, menurut Dokter Reny, pasien yang sebelumnya positif, bisa menjadi negatif dalam beberapa hari. Itu sangat bergantung pada asupan makan dan konsumsi vitamin.
“Makanya, sesuai dengan hasil penelitian rata-rata pasien mengalami perbaikan dalam waktu 5 hari. Tapi tiap pasien juga berbeda-beda,” tuturnya.