MAKKAH, KAIDAH.ID – Banyak kisah jamaah haji berjalan kaki dari Mina ke Makkah saat nafar awal. Itu mereka lakukan, karena padatnya jamaah haji meninggalkan Mina menuju Kota Makkah pada 12 Dzulhijjah atau 18 Juni 2024 sebelum matahari terbenam, mengharuskan sejumlah jamaah harus meninggalkan Mina dengan berbagai cara.

Itu dilakukan karena mereka akan menunggu bus terlalu lama. Akhirnya, ada jamaah yang terpaksa urunan untuk sewa bis, ada yang jalan kaki dari Mina ke Jamarat, kemudian lanjut jalan kaki ke pul taksi dan menyewa taksi untuk kembali ke Makkah.

Seorang jamaah haji asal Kota Ternate, Fadhillah T. Ahmad berkisah, ia bersama suaminya Damis Basir dan tujuh orang lainnya, memutuskan berjalan kaki dari Mina ke Makkah, karena kontrak tenda maktab hanya sampai pada nafar awal.

“Kalau tidak tinggalkan maktab, maka sudah tidak dapat makanan dan layanan lainnya, karena kontraknya hanya sampai di nafar awal,” katanya melalui pesan WhatsApp.

Dia berkisah, bersama suami dan tujuh jamaah lainnya itu, akhirnya meninggalkan maktab di Mina untuk melontar jumrah yang terakhir. Mereka keluar maktab sekalian dengan seluruh barang bawannya.

Mereka memutuskan jalan kaki dari Mina ke Kota Makkah. Sayangnya mereka harus terpisah dengan tujuh orang lainnya yang sebelumnya bersama-sama.

Fadhillah mengisahkan, mereka terpisah, karena tujuh orang teman mereka mengambil jalan pintas, sedangkan ia dan suaminya mengambil jalur terowongan mina. Sehingga selisih Waktu mereka sampai sekira satu jam.

“Torang (kami) bajalan jam 01.30 dini hari Waktu Arab Saudi (WAS) dan baru tiba di hotel di Makkah sekira jam 04.00 subuh,” katanya berkisah.

Menurutnya, meski mereka tertinggal selama satu jam dengan tujuh orang yang sebelumnya bersama-sama itu, tetapi atas Kuasa Allah, mereka bisa bertemu Kembali di tengah perjalanan.

“Alhamdulillah, Allah tuntun torang (kami) dan akhirnya baku dapa (bertemu) lagi dengan tujuh orang itu. Padahal selisih waktu perjalanan kita sampai satu jam. Dorang kamuka bajalan baru torang dusu (mereka duluan jalan baru kami menyusul),” kisahnya.

Dia menceritakan, mereka memutuskan jalan kaki, karena menunggu jemputan bus yang sangat lama. Boleh jadi mereka akan menunggu hingga jam 14.00 WAS dan baru bisa tiba di Kota Makkah jam 17.00 WAS.

Guru SMK bersama suaminya, Damis Basir yang juga Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Ternate itu mengisahkan, selama perjalanan dari Mina ke Makkah mereka selalu mendapat sedekah makanan dari warga Arab.

“Banyak cobaan yang dirasakan selama di Mina, tetapi semuanya dirasakan sebagai nikmat. Alhamdulillah, sekarang torang sudah Makkah delam keadaan sehat wal ‘afiyat,” katanya.

Saat tiba di hotel di Makkah, jamaah memutuskan istirahat, paginya mereka menyeduh mie instan dan dimakan dengan sagu lempeng yang dibawa dari Ternate.

“Alhamdilillah,” tandasnya.

Fadhillah T. Ahmad bersama suaminya Damis Basir dan tujuh orang lainnya yang jalan kaki dari Mina ke Makkah itu, adalah jamaah haji asal Maluku Utara yang tergabung dalam Kloter 15 Embarkasi Makassar.

Sebelumnya, Pembimbing Haji Daerah (PHD) Kloter 15, Machmud Zulkiram mengatakan jamaah haji asal Maluku Utara yang tergabung di Kloter 15 Embarkasi Makassar, telah mengambil nafar awal. Merela telah meninggalkan Mina dan kembali ke Kota Makkah pada 12 Dzulhijjah atau 18 Juni 2024 sebelum matahari terbenam. (*)

Editor: Ruslan Sangadji