MAKKAH, KAIDAH.ID – Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) Balitbang Diklat Kemenag RI, Mohsen Alaydrus (Habib Mohsen) mengatakan, pelaksanaan Haji tahun 2024 terbilang sukses.

“Penyelenggaraannya jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Kesuksesan ini tidak terlepas dari aneka macam kebijakan inovatif Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Men,” kata Habib Mohsen seperti dikutip dari portal resmi Kemenag RI.

Mohsen Alaydrus mengatakan itu saat dihubungi dari Tanah Air, Kamis, 20 Juni 2024 malam. Habib Mohsen — sapaan akrabnya–saat ini masih berada di Tanah Suci sebagai anggota Tim Monitoring dan Evaluasi.

“Kebijakan inovatif itu setidaknya ada tiga. Pertama, kebijakan Murur saat di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Murur merupakan ikhtiar pemerintah, dalam hal ini Kemenag, untuk meminimalisasi risiko gelaran haji,” ucapnya.

Kebijakan Murur, lanjut dia, berupa pendorongan sebagian jamaah langsung dari Arafah ke Mina. Khususnya bagi jamaah haji berkategori rentan seperti lansia dan kaum disabilitas tanpa melakukan mabit (bermalam) di Muzdalifah.

“Apalagi di sini cuaca sangat ekstrem. Tercatat di Siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) per hari ini, 188 jamaah haji Indonesia yang wafat,” sebutnya.

Kedua, keberadaan petugas PPIH yang dahsyat, tangguh, dan bertalenta. Keberadaan mereka yang cepat tanggap dalam mendampingi jamaah haji lansia turut serta mengamankan gelaran haji yang mengusung tema Haji Ramah Lansia ini.

“Saya melihat dan menyaksikan betapa para petugas gercep alias gerak cepat bahu-membahu dalam membantu jamaah lansia tanpa pandang bulu,” tutur Habib Mohsen.

Menurutnya, kebijakan pemerintah melalui Kemenag yang memberi perhatian besar terhadap para jamaah lansia membuat mereka tidak lagi perlu khawatir, takut, atau ragu sedikit pun dalam menjalani ibadah haji.

“Sejak dari embarkasi, bandara keberangkatan, saat penerbangan menuju Saudi, di bandara kedatangan, hotel di Makkah, Madinah, Arafah, Muzdalifah, Mina seluruhnya mendapat layanan terus. Insyallah hingga di debarkasi saat kembali ke Tanah Air,” sambungnya.

Ketiga, penggunaan teknologi mutakhir. Habib Mohsen menyoroti keberadaan dua aplikasi, yakni Kawal Haji dan Fast Track merupakan kebijakan inovatif. Terobosan yang lahir sebagai respons cepat atas segala persoalan yang terjadi dalam penyelenggaraan ibadah haji di tahun sebelumnya benar-benar terasa manfaatnya.

“Saya merasakan betul dan menyaksikan sendiri begitu optimal dan besar manfaat dari kebijakan inovatif yang dicetuskan oleh Gus Men Yaqut Cholil Qoumas,” ungkapnya.

Habib Mohsen secara khusus berterima kasih dan mengapresiasi tinggi atas dedikasi, pengabdian, dan kerja keras penuh keikhlasan teman-teman petugas haji hingga penyelenggaraan haji bisa berjalan baik.

Pria yang juga menjabat A’wan Syuriyah PBNU itu berharap gelaran haji di masa mendatang kian sempurna dan kebijakan terkait rukun Islam kelima ini semakin ramah lansia.

“Semoga ke depan semakin baik dan inovatif,” tandasnya. (*)

Editor: Ruslan Sangadji