PALU, KAIDAH.ID – Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) mengenalkan pentingnya moderasi beragama kepada imam dan pegawai syara masjid di Kabupaten Poso. Acara tersebut, dalam rangka mendukung Program Kegiatan Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya 2024 Tahap II, Guna Menangkal Paham Radikalisme dan Intoleransi di Kabupaten Poso.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng KH. Zainal Abidin, menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut. Di hadapan para imam dan pegawai syara masjid, dia menjelaskan, Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman, baik dari segi budaya, suku, bahasa, maupun agama dan kepercayaan.
Penduduk Sulteng, katanya, sangat heterogen dari segi etnis dan ras. Provinsi ini didiami lebih kurang 19 kelompok etnis atau suku yang tersebar di beberapa daerah, serta lima kelompok agama besar dunia.
“Maka keragaman itu harus dikelola dengan baik, agar tidak terjadi konflik dalam kehidupan social,” kata Guru Besar UIN Datokarama Palu itu.
KH Zainal Abidin menerangkan, realitas keragaman dalam kehidupan sosial merupakan keniscayaan. Keragaman, berdampak pada perbedaan.
“Semakin heterogen masyarakat, semakin banyak perbedaan yang muncul,” ucapnya.
Ia menegaskan, kerukunan tidak muncul dengan menghilangkan perbedaan, sebab hal itu adalah kemustahilan.
Kerukunan, ujar dia, terwujud justru melalui pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan, sehingga tidak melahirkan sikap merasa benar sendiri.
Lantaran itu, katanya, moderasi beragama hadir sebagai solusi pendekatan untuk pembinaan umat beragama, yang tujuannya membangun pemikiran dan sikap moderat umat beragama.
Menurutnya, dengan pendekatan moderasi beragama, umat beragama diberikan pembinaan dan peningkatan wawasan, untuk menerima perbedaan, mengedepankan persamaan, saling percaya dan saling memahami.
“Inilah sikap yang perlu dimiliki oleh semua umat beragama, yang diikutkan dengan empat indikator moderasi beragama meliputi komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi lokal,” ungkapnya.
Prof Zen — begitu ia biasa disapa — menjelaskan, moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Moderasi beragama adalah cara beragama yang moderat dan tidak ekstrem.
“Cara beragama yang damai, toleran dan menghargai perbedaan,” tandasnya. (*)
Penulis: Amat Hadjiji
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan