SIGI, KAIDAH.ID – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, KH. Zainal Abidin mengatakan, HS Saggaf bin Muhammad Aljufri adalah sosok sangat toleran dan selalu mau mendengarkan pendapat orang lain.

“Kalau saya datang menemui beliau untuk berdiskusi tentang satu masalah, maka yang beliau tanyakan adalah bagaimana menurut ente. Artinya, beliau sangat terbuka mendengarkan pendapat lawan bicaranya,” kata KH Zainal Abidin saat memberikan testimoni tentang HS Saggaf Aljufri pada Haul ke 3, Sabtu, 3 Agustus 2024.

Mengenai sikap toleran HS Saggaf bin Muhammad Aljufri yang akrab dengan sebutan Ustadz Saggaf, menurut Guru Besar UIN Datokarama Palu itu, jika ia bertemu dengan orang-orang non muslim, yang pertama kali mereka tanyakan adalah kabar Ustadz Saggaf

“Bagaimana kabar Ustadz Saggaf. Bagaimana keadaan Ustadz Saggaf, bagaimana Kesehatan Ustadz. Itu artinya, betapa Ustadz Saggaf itu bukan hanya milik Alkhairaat dan umat Islam saja, tetapi juga milik semua umat,” katanya.

Ustadz Saggaf, kata KH Zainal Abidin, adalah sosok kharismatik yang dimiliki oleh bangsa ini. Ustadz Saggaf juga, bukan hanya tokoh lokal saja, tetapi juga tokoh nasional bahkan tokoh berskala internasional.

Ustadz Saggaf itu bukan sosok pemarah, bukan sosok pendendam.

“Kalau kita datang menemui beliau, kemudian kita jabat tangan dan cium tangan beliau, tidak Nampak sedikitpun ada kemarahan di wajah beliau. Beliau tidak pemarah, apalagi kepada abnaulkhairaat,” ucap KH. Zainal Abidin.

Membangun Alkhairaat, Ustadz Saggaf tidak mencaci orang lain, tidak memaki orang lain, tetapi semua dirangkul untuk membesarkan Alkhairaat.

“Agama bukan alat untuk menyerang orang, tapi agama memang untuk membunuh ego dalam diri sendiri. Paham itulah yang dipegang oleh Ustadz Saggaf. Sesuai dengan Hadis Nabi, bahwa orang yang berani itu bukan yang pandai bergulat, tapi orang yang mampu mematikan egonya sendiri. Itulah Ustadz Saggaf,” kata KH. Zainal Abidin.

“Jika kalian diberi umur panjang sampai 100 tahun, kalian tidak akan bisa menyamai Ustadz Saggaf,” tandas KH Zainal Abidin.

Ustadz Saggaf adalah cucu Pendiri Perguruan Islam Alkhairaat. Semasa hidupnya, Ustadz Saggaf mendarmabaktikan dirinya untuk pendidikan dan dakwah dengan penuh keikhlasan.

KH Mansur A. Baba dalam testimoninya mengatakan, selama perjalanan dakwah dan membesarkan Alkhairaat, Ustadz Saggaf tidak pernah mengeluh.

“Beliau akan ceria jika telah bertemu dengan abnaulkhairaat, meskipun beliau sangat capek. Beliau tidak pernah mengeluh. Beliau selalu ikhlas untuk pendidikan dan dakwah,” kata Ustadz Mansur A. Baba.

Haul ke 3 Ustadz Saggaf berlangsung khidmat. Ribuan orang hadir tumpah ruah di kompleks Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Alkhairaat, Kotarindau, Dolo, Kabupaten Sigi. (*)

Editor: Ruslan Sangadji