MOROWALI, KAIDAH.ID – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), membantah kabar yang beredar mengenai adanya awak kapal Global Harvest, yang terjangkit virus cacar monyet (monkeypox).

Head of Media Relations Department PT IMIP, Dedy Kurniawan, menegaskan, informasi tersebut tidak benar, dan hanya merupakan kesalahpahaman akibat beredarnya gambar serta video ilustrasi di media sosial.

“Kabar tersebut berasal dari ilustrasi foto, yang digunakan dalam sebuah berita online yang membahas tentang sejarah, data, dan pencegahan virus cacar monyet di dunia dan Indonesia. Namun, foto itu kemudian dihubungkan secara keliru dengan PT IMIP,” jelas Dedy kepada Kaidah.ID, Kamis, 5 September 2024 pagi.

Dedy menjelaskan, gambar yang menunjukkan petugas memakai baju hazmat sedang menaiki sebuah kapal, bukanlah terkait dengan kasus cacar monyet di PT IMIP.

Gambar tersebut merupakan bagian dari prosedur standar yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), untuk pemeriksaan rutin kapal-kapal yang sandar atau berangkat dari jetty kawasan IMIP.

“Pemeriksaan ini adalah bagian dari SOP, yang wajib dilakukan terhadap kapal-kapal luar, yang masuk atau berangkat dari kawasan IMIP. Jadi, kabar mengenai adanya kasus cacar monyet di IMIP itu hoaks,” jelas Dedy.

Ia juga memastikan, aktivitas bongkar muat di jetty kawasan IMIP, berjalan normal dan tidak terganggu oleh kabar tidak benar tersebut.

Dedy mengimbau masyarakat, untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media social, tanpa sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Jangan mudah terpengaruh oleh ,hoaks yang hanya menimbulkan keresahan. Pastikan informasi yang diterima berasal dari sumber terpercaya,” tandas Dedy Kurniawan.

Sebelumnya, Kapolres Morowali, AKBP Suprianto, menegaskan, isu mengenai adanya kasus cacar monyet di jetty kawasan PT IMIP adalah tidak benar alias hoaks.

“Hasil konfirmasi saya dengan pihak IMIP, situasi di IMIP normal-normal saja, tidak ada yang seperti dikabarkan,” kata AKBP Suprianto.

Kapolres Morowali mengimbau, masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial, tanpa sumber yang jelas dan terpercaya. (*)

Editor: Ruslan Sangadji