DONGGALA, KAIDAH.ID – Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Donggala, Rahmad M Arsyad dan Abdul Rasyid (SARARA), berkomitmen meningkatkan stabilitas harga jagung petani Donggala, melalui program hilirisasi dan rencana pembangunan Kawasan Industri Donggala (KIDA).

Langkah ini bertujuan untuk memastikan harga jagung tetap stabil, dan menguntungkan bagi petani, terutama saat panen raya.

Rahmad Arsyad menyampaikan itu, dalam diskusi bersama relawan Sahabat Rahmad Rasyid (SARARA) di Sekretariat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Donggala pada Kamis, 12 September 2024.

Dia mengatakan, fenomena fluktuasi harga jagung sudah menjadi masalah lama bagi para petani. Harga jagung bisa turun drastis hingga Rp3.500 per kilogram, terutama saat masa panen tiba, yang membuat kondisi perdagangan menjadi tidak stabil.

“Fenomena naik turunnya harga jagung sudah lama terjadi, dan itu menjadikan kondisi perdagangan yang kurang sehat, terutama di sisi petani jagung. Maka perlu adanya solusi konkret untuk mengatur sistem penjualan dan distribusi,” katanya.

Rahmad menjelaskan, hilirisasi atau peningkatan nilai tambah melalui pengolahan lebih lanjut, adalah salah satu solusi utama untuk menjaga stabilitas harga jagung.

Menurutnya, dengan mengolah jagung, menjadi berbagai produk turunan seperti pakan ternak atau minyak jagung, para petani dapat merasakan manfaat ekonomi yang lebih besar.

Selain itu, Rahmad Arsyad juga menekankan pentingnya mendekatkan lokasi industri dengan sentra produksi jagung, guna menekan biaya transportasi yang tinggi.

“Melalui hilirisasi di Kawasan Industri Donggala (KIDA), pendekatan antara petani dan industri akan lebih dekat. Jagung dapat diolah menjadi pakan ternak atau minyak goreng jagung, sehingga tercipta hilirisasi, yang membuka lapangan kerja baru dan menambah nilai ekonomi,” tambah Ketua Kadin Donggala ini.

Senada dengan pernyataan Rahmad Arsyad, bakal calon Wakil Bupati Donggala, Abdul Rasyid, menyatakan hilirisasi memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani, terutama dalam mengatasi fluktuasi harga yang sering terjadi.

“Dengan hilirisasi, kita bisa mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Ini juga membuka peluang ekonomi baru, baik bagi petani maupun industri terkait,” imbuh Abdul Rasyid.

KIDA, kata dia, diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi para petani jagung di Donggala, menciptakan stabilitas harga, dan membuka peluang lapangan kerja yang lebih luas di sektor pertanian dan industri pengolahan. (*)

Editor: Ruslan Sangadji