PALU, KAIDAH.ID – Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, mengunjungi pasien pasca operasi gratis katarak dan pterygium di Youth Center, Jalan Pattimura, Palu, pada Ahad, 15 September 2024.

Kunjungan Dubes Vatikan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan bakti sosial, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 100 Tahun Baptisan Pertama di Sulawesi Tengah.

Mgr. Piero Pioppo tiba di lokasi acara didampingi Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, serta Vikep Wilhelmus Tomme dari Gereja Santo Paulus Palu, bersama sejumlah tokoh agama Katolik lainnya.

Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu saat menyapa pasien pasca operasi gratis katarak dan pterygium di Youth Center Palu, Ahad, 15 September 2024 | Foto: ist

Kehadiran Dubes Vatikan dan para tokoh agama Katolik ini, membawa nuansa spesial bagi warga dan pasien, yang baru saja menjalani operasi katarak dan pterygium di Palu pada Sabtu, 14 September 2024.

“Kami sangat bersyukur bisa hadir di sini, melihat saudara-saudari kita yang telah menjalani operasi mata ini. Kegiatan ini bukan sekadar layanan medis, tetapi juga ungkapan nyata dari kasih Tuhan. Semoga bapak ibu dapat kembali melihat dengan jelas,” kata Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu.

Sementara itu, Pastor Wilhelmus Tomme dari Gereja Santo Paulus Palu menambahkan, ini adalah bagian dari perayaan 100 Tahun Baptisan Pertama di Sulawesi Tengah.

“Kami ingin memperingati momen penting ini, dengan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan bantuan kesehatan. Kehadiran Mgr. Pioppo di sini menjadi berkat tersendiri bagi kita semua,” katanya.

Meski Mgr. Pioppo tidak memberikan sambutan resmi, kehadirannya memberikan kejutan bagi masyarakat yang hadir di Youth Center.

Senyum dan sikap ramahnya, mencerminkan rasa empati yang mendalam terhadap mereka, yang sedang dalam pemulihan pasca operasi. Kehadirannya juga menjadi bukti dukungan nyata Vatikan terhadap kegiatan sosial di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.

Operasi gratis katarak dan pterigyum ini diadakan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu.

Katarak dan pterigyum adalah masalah kesehatan mata yang umum di daerah tropis seperti Sulawesi Tengah. Program ini memberikan harapan bagi mereka yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses perawatan kesehatan mata.

Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus, dan Vikep Wilhelmus Tomme tidak hanya mendampingi Dubes Vatikan, tetapi juga berkeliling, menyapa, dan menjabat tangan para pasien.

Mereka menyampaikan doa dan harapan kepada para pasien pasca operasi, agar segera pulih dan bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan penglihatan yang lebih baik.

“Kami berharap operasi ini bisa membantu banyak orang untuk kembali melihat terang, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam batin mereka. Ini adalah wujud nyata dari kasih Tuhan dan pelayanan bagi masyarakat Sulawesi Tengah,” tambah Vikep Wilhelmus.

Mgr. Wilhelmus Tomme dari Gereja Santo Paulus Palu saat menjabat tangan seorang pasien pasca operasi gratis katarak dan pterygium di Youth Center Palu, Ahad, 15 September 2024 | Foto: ist

Kegiatan bakti sosial ini merupakan salah satu dari serangkaian acara yang digelar untuk memperingati 100 tahun Baptisan Pertama di Sulawesi Tengah. Selain operasi gratis, berbagai kegiatan sosial dan keagamaan juga dilaksanakan sebagai wujud syukur atas perjalanan panjang komunitas Katolik di wilayah ini.

Banyak masyarakat yang hadir menyampaikan rasa terima kasih atas operasi gratis tersebut.

Rika, seorang perempuan berusia 42 tahun dari Jalan Kelor, Palu Barat mengaku, selama empat tahun terakhir, jarak pandangnya kian berkurang karena katarak.

Hari ini, hidupnya berubah. “Sekarang penglihatan saya sudah lebih bagus lagi,” katanya ucapnya dengan penuh haru di hadapan para uskup dan pastor, yang turut hadir di Youth Center, Palu itu.

Untuk diketahui, operasi gratis katarak dan pterigyum telah selesai dilaksanakan pada Sabtu, 14 September 2024 di Rumah Sakit dr. Sindhu Trsino Palu. Dari target 500 orang yang akan dioperasi, tetapi hanya lebih 300 orang yang mendaftar. Dari jumlah itu, ternyata hanya 148 orang saja yang memenuhi syarat untuk menjalani operasi.

“Mereka yang dioperasi itu, enam di antaranya yang dua matanya di operasi, sisanya hanya satu mata saja,” sebut dr. Andreas Sofiandi, dokter spesialis mata sekaligus Ketua Himpunan Bersatu Teguh.

Operasi gratis katarak dan pterigyum itu, iselenggarakan oleh Himpunan Bersatu Teguh (HBT) dan ERHA, didukung oleh sejumlah pihak, di antaranya Golden Bakery, Roa Jaga Roa, Yubileum Gereja Katolik, Korem 132/Tadulako, dan Polda Sulteng. Aksi ini dalam rangka memperingati 100 tahun pembaptisan Gereja Katolik di Sulawesi Tengah. (*)

Editor: Ruslan Sangadji