JAKARTA, KAIDAH.ID – Pengusaha sekaligus tokoh publik Peter Gontha, meluapkan kegelisahannya terkait penggunaan pemain naturalisasi di Timnas Indonesia.

Melalui akun X pribadinya, @petergontha, ia menyampaikan kritik pedas terhadap PSSI, karena sembilan pemain Timnas Garuda, berasal dari luar negeri yang dinaturalisasi.

Dalam postingannya, Mantan dubes RI untuk Polandia itu membahas masalah ini dengan gaya tanya jawab, mengajukan delapan pertanyaan yang ia jawab sendiri.

Diawali dengan pertanyaan, “Apakah Anda cinta PSSI?” yang dijawab dengan singkat, “Saya cinta”. Pertanyaan kedua, “Apakah Anda cinta bangsa?” juga dijawab dengan: “Saya cinta”.

Namun, kegelisahan Peter mulai terlihat pada pertanyaan ketiga, “Apakah Anda tidak malu melihat PSSI memiliki 9 pemain bangsa asing yang dinaturalisasi?” Dengan tegas, ia menjawab, “Saya malu”.

Dia mengungkapkan kekhawatirannya, kehadiran para pemain asing ini, mencerminkan ketergantungan PSSI pada pemain luar negeri, sesuatu yang menurutnya merendahkan martabat bangsa.

Peter Gontha kemudian mempertanyakan, “Apakah kita bangsa besar?” Ia menjawab, “Saya rasa demikian”. Namun, lanjutnya, naturalisasi para pemain ini hanya bersifat sementara.

“Apakah Anda tahu bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, hanya karena mereka mempunyai dua paspor? Nanti kalau sudah selesai bermain di Indonesia, mereka akan buang status WNI mereka?” Peter menegaskan, “Saya tahu”.

Ia juga meragukan, apakah para pemain naturalisasi, benar-benar akan meninggalkan tunjangan sosial di negara asal mereka. “Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka begitu saja?” tanyanya, lalu menjawab sendiri, “Saya rasa tidak”.

Kritik Peter Gontha semakin tajam ketika dia menyinggung pentingnya pembinaan pemain lokal. “Apakah tidak lebih baik membina pemain kita dari usia dini (SD hingga dewasa)?”. Ia menegaskan, fokus seharusnya pada pembentukan talenta muda Indonesia daripada mengandalkan pemain naturalisasi.

Di akhir pertanyaannya, Peter mengungkapkan kekecewaannya, “Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat daripada menang dengan cara yang merendahkan martabat bangsa?”. Jawabannya jelas, “Saya malu”.

Peter juga mengungkapkan kemarahannya itu, setelah diejek oleh seorang teman asing yang mencemooh kebijakan PSSI. “Saya marah, karena diejek oleh teman asing saya, yang saya usir dari kantor karena mencemooh PSSI,” tulisnya.

Komentar Peter Gontha ini, mencerminkan kekhawatiran banyak pihak mengenai masa depan sepak bola Indonesia, yang bergantung pada pemain naturalisasi.

Sementara ada yang mendukung kebijakan ini, untuk memperkuat Timnas Garuda. Semakin banyak suara yang menuntut pembinaan talenta local, sebagai solusi jangka panjang untuk kemajuan sepak bola Indonesia.

Postingan Peter F. Gontha itu, sudah mulai ramai sejak Kamis siang, 12 September 2024 lalu. Beragam komentar muncul, ada yang setuju dengan catatan, tapi banyak juga yang merujak. Berikut tanggapan netizen di status tersebut, tentunya sudah diedit dengan bahasa yang baku.

“Duh pak Peter, kalau tidak dengan program naturalisasi, 20 tahun lagi pun belum tentu Indonesia ada di level sekarang. Ngurusin rumput GBK aja ga kelar-kelar pak 🤣🤣. Saya tau bapak cinta, tapi realistislah sedikit. Misalnya Indonesia mau mengadopsi sistem kompetisi di belanda…” kicau seorang warganet.

“Lah udah dijawab PSSI, jangka panjang kan juga dibangun, tapi ga segampang itu bisa dilihat hasilnya. Kalian kritik sesuatu yang emang hasilnya gak bisa dilihat instan 💀 so, kuncinya ya sabar, jangan isinya cuma marah-marah terus, soal naturalisasi yang emang jangka pendek, bisa dilihat instan hasilnya,” kata warganet lainnya.

“Jujur untuk saat ini, saya lebih malu kalau prestasi sepak bola Indonesia mentok, apalagi kalah lawan Malaysia dan Vietnam. Gak apa-apa naturalisasi sambil memperbaiki persepakbolaan nasional,” kata Netizen lainnya.

Ruslan Sangadji