MEKKAH, KAIDAH.ID – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyampaikan evaluasi kritis terhadap pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2025.
Evaluasi kritis itu disampaikan dalam dalam sebuah forum dialog resmi bersama Wakil Menteri Agama RI, Romo R. Muhammad Syafi’i, yang berlangsung di Kantor Haji Daerah Kerja (Daker) Mekkah, pada Selasa, 10 Juni 2025 pagi.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, delegasi KAHMI Sulteng yang terdiri atas Salihudin M. Awal, Yaumihi M. Palampanga, Rahmad Iqbal Nurcholish, Romy Gafur, dan Inge Mogalestari, memaparkan sejumlah temuan lapangan yang dianggap perlu segera ditindaklanjuti demi peningkatan kualitas layanan haji Indonesia.
Salah satu sorotan utama yang disampaikan adalah, terkait peran dan kinerja syarikah, yakni perusahaan penyedia layanan haji di Arab Saudi.
KAHMI menilai, Kementerian Agama RI perlu lebih selektif dan profesional dalam menjalin kerja sama dengan pihak syarikah.
Kualitas layanan yang diberikan dianggap masih belum optimal, dan Kemenag harus memperkuat posisi tawarnya (bargaining power) terhadap otoritas Saudi demi menjamin kenyamanan, keselamatan, dan martabat jamaah haji Indonesia.
Evaluasi KAHMI Sulteng mencakup enam persoalan utama di lapangan. Pertama; transportasi jamaah dinilai belum memadai.

“Banyak jamaah mengalami keterlambatan dalam proses perpindahan, terutama dari Muzdalifah ke Mina, dan dari lokasi-lokasi lain seperti Arafah,” kata Salihudin.
Kedua; kekurangan tenda menjadi persoalan serius. Sebagian jamaah tidak mendapatkan tempat istirahat, akibat perhitungan kuota yang tidak akurat.
Ketiga; kualitas hotel juga menjadi catatan penting. Fasilitas dasar dalam kamar, termasuk aspek kebersihan, belum terpenuhi dengan baik oleh pihak pengelola.
Keempat; masalah konsumsi juga dikeluhkan. Menu makanan instan yang disediakan tidak sesuai dengan selera jamaah Indonesia, menyebabkan banyak makanan tidak dikonsumsi dan terbuang percuma.
Kelima; keterbatasan toilet di Arafah dan Mina kembali menjadi masalah klasik yang belum terselesaikan secara signifikan.
“Antrean panjang dan kondisi sanitasi yang kurang layak, memperburuk kenyamanan jamaah,” ungkap Salihuddin yang juga Ketua KAHMI Sulteng itu.
Keenam; KAHMI menyoroti pentingnya penegakan kriteria istitha’ah (kemampuan fisik dan kesehatan) secara ketat.
KAHMI Sulten berharap, Kementerian Agama melakukan seleksi lebih cermat terhadap calon jamaah untuk memastikan ibadah haji dapat dilaksanakan dengan tertib, aman, dan tanpa membahayakan keselamatan pribadi.
Menanggapi evaluasi tersebut, Wamenag Romo R. Muhammad Syafi’i yang hadir bersama Staf Khusus Sutomo, Iswandi Syahputra, dan Tenaga Ahli Menteri Agama Junisab Akbar, menyambut baik seluruh masukan yang diberikan.
KAHMI Sulteng berharap, evaluasi pelaksanaan haji ini tidak berhenti sebagai catatan seremonial tahunan, melainkan benar-benar ditindaklanjuti secara konkret.
Menurut KAHMI, keberhasilan penyelenggaraan haji bergantung pada sinergi kuat antara Pemerintah Indonesia dan otoritas Kerajaan Arab Saudi dalam menghadirkan layanan yang bermartabat, manusiawi, dan sesuai dengan semangat melayani tamu-tamu Allah Subhanahu ata’ala dari Indonesia.
Menanggapi evluasi tersebut, Wamenag Romo Syaf’i menegaskan, Kementerian Agama akan menjadikan evaluasi ini sebagai bahan pertimbangan penting, dalam menyusun kebijakan serta perbaikan teknis penyelenggaraan ibadah haji mendatang. (*)
Laporan Salihudin M. Awal langsung dari Mekkah
Editor: Ruslan Sangadji

Tinggalkan Balasan