PALU, KAIDAH.ID – Anggota DPR RI, Muhidin M. Said, mengungkapkan besarnya peluang usaha di desa-desa melalui program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang saat ini telah menjadi salah satu fokus kebijakan Presiden RI. Hal ini disampaikan Muhidin dalam dialog bertajuk Ngopi Bareng bersama Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Sulawesi Tengah di Caffe Tanaris, Kota Palu, Sabtu, 19 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, Muhidin menjelaskan, program MBG memiliki potensi anggaran yang sangat besar, yakni mencapai Rp171 triliun pada tahun 2025 dan diproyeksikan meningkat sekitar 50 persen menjadi lebih dari Rp300 triliun pada tahun 2026.
“Ini adalah peluang usaha yang sangat besar, terutama bagi pelaku usaha di desa. Sebab dana ini digunakan untuk membeli hasil produksi masyarakat, mulai dari beras, jagung, cabai, sayur-mayur, ayam, dan pangan lainnya,” jelas Muhidin yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI.
Menurut politisi senior Partai Golkar itu, distribusi dan pengelolaan program MBG akan dilakukan melalui Koperasi Merah Putih (KMP). Ia menyebut Presiden mendorong koperasi agar dapat meminjam dana dari perbankan guna menyerap hasil produksi masyarakat desa.
“Koperasi menjadi jembatan utama. Pemerintah mendorong agar hasil pertanian, peternakan, dan perkebunan masyarakat dibeli oleh koperasi. Bahkan, Presiden meminta koperasi bisa akses permodalan ke bank untuk mendukung pembelian hasil-hasil produksi rakyat,” kata Muhidin.
Ia juga menyampaikan, distribusi anggaran negara kini lebih banyak mengalir ke desa, sebagai bentuk penguatan ekonomi rakyat. MBG, lanjutnya, tidak hanya menjadi program intervensi gizi, tetapi juga instrumen penggerak ekonomi lokal berbasis komunitas.
Muhidin berharap para pelaku usaha konstruksi yang tergabung dalam Gapensi maupun sektor lainnya, bisa melihat dan menangkap peluang besar ini, terutama dalam pengembangan sistem distribusi, logistik, dan kemitraan usaha di tingkat desa.
“Kalau kita ingin ikut dalam kue pembangunan, jangan jauh dari pemerintah. Tapi juga jangan hanya berpikir soal proyek fisik. Lihat peluang ekonomi rakyat yang sedang dibuka lebar,” pungkas Muhidin. (*)
Editor: Ruslan Sangadji


Tinggalkan Balasan