PALU, KAIDAH.ID – Kabupaten Banggai Kepulauan menjadi daerah dengan kontribusi tertinggi dalam produksi perikanan budidaya di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun 2024.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng, daerah ini menyumbang 696.390,60 ton atau setara 88,02 persen dari total produksi budidaya perikanan provinsi.

Hal tersebut disampaikan Kepala DKP Provinsi Sulteng, Moh. Arief Latjuba, dalam keterangan resminya, Senin, 21 Juli 2025. Ia menyebutkan, dominasi Banggai Kepulauan menunjukkan besarnya potensi perairan dan aktivitas budidaya yang berkembang pesat di wilayah tersebut.

“Ini bukti, Banggai Kepulauan memiliki potensi luar biasa dalam sektor budidaya perikanan. Perlu terus didukung dengan infrastruktur dan kebijakan yang tepat, agar bisa berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi daerah,” jelas Moh Arif Latjuba.

Sementara itu, kontribusi terbesar berikutnya berasal dari Kabupaten Banggai Laut dengan produksi sebesar 27.429,71 ton (3,47 persen), disusul Donggala 22.089 ton (2,79 persen), Morowali 11.031,54 ton (1,39 persen), dan Parigi Moutong 9.128,36 ton (1,15 persen).

Kabupaten Tojo Una-Una mencatatkan produksi sebesar 8.579,28 ton (1,08 persen), Poso 4.897,17 ton (0,62 persen), Morowali Utara 5.660,64 ton (0,72 persen), dan Banggai 2.758,77 ton (0,35 persen).

Adapun daerah dengan produksi paling rendah adalah Kota Palu dengan hanya 131,62 ton (0,02 persen), disusul Buol 728,10 ton (0,09 persen), Sigi 843,66 ton (0,11 persen), dan Toli-Toli 1.488,02 ton (0,19 persen).

Arif menambahkan, data ini penting sebagai pijakan dalam merumuskan kebijakan pengembangan perikanan budidaya yang lebih terarah di masing-masing daerah.

“Kami akan terus mendorong pemerataan produksi budidaya melalui pelatihan, pendampingan teknis, dan dukungan sarana agar daerah dengan produksi kecil bisa meningkat secara berkelanjutan,” katanya.

Ia juga berharap pemerintah kabupaten/kota dapat memanfaatkan potensi lokal masing-masing dan bersinergi dengan DKP Provinsi untuk mengembangkan sektor budidaya yang produktif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. (*)

Editor: Ruslan Sangadji