JAKARTA, KAIDAH.ID – Pemerintah Indonesia menargetkan penyelesaian peta jalan (roadmap) pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), pada Agustus 2025 mendatang. Dokumen ini disiapkan, sebagai strategi untuk menarik investasi asing dan membangun ekosistem AI yang inklusif di Tanah Air.

“Ini akan jadi gambaran kepada investor mengenai potensi pemanfaatan Artificial Intelligence di Indonesia. Kami harap mereka tertarik menanamkan modalnya di Indonesia,” jelas Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria, dikutip, Selasa, 22 Juli 2025.

Nezar menerangkan, Indonesia membuka peluang seluas-luasnya bagi semua perusahaan teknologi global, untuk masuk ke industri AI nasional. Pemerintah, kata dia, tengah mempersiapkan infrastruktur dan regulasi pendukung untuk mempercepat pengembangan teknologi ini.

Beberapa perusahaan teknologi dunia telah mulai menjajaki pasar AI di Indonesia. Nvidia, misalnya, terlibat dalam pengembangan layanan model bahasa besar (LLM) bersama GoTo pada tahun lalu, serta memasok chip AI untuk Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

Microsoft juga menyatakan komitmen investasinya di Indonesia senilai 1,7 miliar Dolar Amerika Serikat, yang akan dikucurkan dalam beberapa tahun ke depan. Investasi ini diarahkan untuk perluasan layanan cloud dan AI.

“Peta jalan ini dirancang untuk membangun ekosistem yang sehat dan membantu para pengembang AI menavigasi pasar Indonesia,” papar Nezar Patria.

Peta jalan tersebut, akan melengkapi pedoman etika Artificial Intelligence yang telah diluncurkan pada 2023 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (kini menjadi Kementerian Komdigi). Dokumen baru ini akan bersifat lebih komprehensif dengan cakupan strategis dan regulatif yang lebih luas.

Sementara itu, negara tetangga seperti Malaysia terus menunjukkan langkah agresif dalam menarik investasi teknologi, khususnya lewat pembangunan kawasan ekonomi khusus seperti Johor untuk pengembangan layanan cloud dan AI.

Laporan Boston Consulting Group (BCG) pada April lalu menyebut, negara-negara ASEAN berada dalam posisi strategis untuk meraih keuntungan dari kemajuan Artificial Intelligence. Kontribusi ekonomi dari Artificial Intelligence diperkirakan mencapai 2,3 hingga 3,1 persen dari PDB kawasan pada 2027.

Indonesia, sebagai negara dengan PDB terbesar di ASEAN, diproyeksikan menjadi penerima manfaat terbesar dari perkembangan ini. (*)

Editor: Ruslan Sangadji