PALU, KAIDAH.ID – Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Muhammad Neng, mendukung langkah tegas UPTD Taman Hutan Raya (Tahura) Sulteng, dalam menertibkan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan konservasi Sungai Paneki, Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.

“Ini bagian dari komitmen kami menjaga fungsi konservasi hutan,” ujar Muhammad Neng.

Ia menambahkan, ke depan kolaborasi antara petugas, masyarakat, dan tokoh lokal harus diperkuat, agar pelestarian lingkungan berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan warga.

Operasi penertiban dipimpin langsung oleh Kepala UPTD Tahura Sulteng, Edy Sitorus.Penertiban dilakukan secara persuasif di lokasi PETI yang berada di aliran Sungai Paneki.

Aktivitas dulang emas di Sungai Paneki | Foto: Polhut Sulteng

Dalam operasi tersebut, petugas menemukan alat-alat seperti dulang, cangkul, sekop, dan linggis yang digunakan untuk menambang emas secara manual.

Sebanyak delapan pelaku diamankan, satu orang dari Desa Pombewe, lima dari Desa Loru, dan dua dari Kelurahan Petobo. Para pelaku mengaku menambang untuk mencukupi kebutuhan hidup.

“Meski tanpa bahan kimia, aktivitas PETI tetap dilarang di kawasan konservasi,” kata Edy Sitorus.

Ia mengingatkan, Sungai Paneki adalah sumber penting bagi air minum dan irigasi masyarakat setempat.

Edy menjelaskan, operasi juga dilakukan sebagai langkah edukatif dan membuka ruang dialog.

“Kami ingin pelestarian hutan tidak menghambat kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Sebagian warga menunjukkan sikap kooperatif dan menyatakan kesediaan meninggalkan kegiatan PETI. UPTD Tahura pun menawarkan alternatif kegiatan ekonomi, seperti pengolahan hasil hutan bukan kayu (HHBK), produksi gula merah dan gula semut, budidaya tanaman kehutanan, hingga pengembangan ekowisata berbasis masyarakat.

Sebagai tindak lanjut, Dinas Kehutanan akan memperkuat patroli di seluruh kawasan hutan, serta meningkatkan program pembinaan masyarakat melalui Kelompok Tani Hutan (KTH), Perhutanan Sosial, dan pelatihan keterampilan.

“Terima kasih kepada semua pihak, termasuk Pemerintah Provinsi dan program RBP, yang telah mendukung respons cepat kami di lapangan,” tutup Edy Sitorus. (*)

Editor: Moch. Subarkah