JAKARTA, KAIDAH.ID – Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi mencapai 5,83 persen (y-on-y) pada triwulan II-2025. Capaian itu melampaui rata-rata nasional yang sebesar 5,12 persen. Dengan begitu, Sulawesi tampil sebagai primadona pertumbuhan Indonesia.

Data BPS pada 5 Agustus 2025 melaporkan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi tak lepas dari kekuatan sektor riil di wilayah ini. Industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan menjadi motor utama yang mendorong pergerakan ekonomi di berbagai provinsi di Sulawesi.

Aktivitas hilirisasi nikel, peningkatan ekspor komoditas unggulan, serta geliat pertanian local, turut memperkuat struktur ekonomi di kawasan timur Indonesia ini.

Secara spesifik, Sulawesi Selatan mencatat kontribusi besar dengan pertumbuhan 2,20 persen, disusul oleh Sulawesi Tengah (1,86 persen) dan Sulawesi Tenggara (0,73 persen). Bahkan provinsi-provinsi yang relatif kecil seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo juga ikut menyumbang pertumbuhan, menunjukkan pemerataan ekonomi yang mulai terasa.

Sementara di tingkat nasional, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 secara keseluruhan tumbuh stabil di angka 5,12 persen (y-on-y). Sumber pertumbuhan terbesar masih berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Konsumsi rumah tangga tumbuh 2,64 persen, seiring meningkatnya mobilitas masyarakat, belanja kebutuhan pokok, serta aktivitas pariwisata pada masa liburan keagamaan dan sekolah.

Investasi juga menunjukkan geliat positif. PMTB tumbuh signifikan, ditopang oleh belanja modal pemerintah yang naik 30,37 persen dan lonjakan impor mesin dan peralatan sebesar 28,16 persen. Sektor ekspor pun melaju, terutama pada ekspor nonmigas seperti besi dan baja, mesin listrik, serta kendaraan, ditambah meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara yang mendorong ekspor jasa.

Namun di tengah pencapaian ini, Sulawesi tampil sebagai kisah sukses tersendiri. Wilayah yang dulunya kerap terpinggirkan dalam narasi pembangunan nasional, kini menjelma menjadi poros baru pertumbuhan.

Dukungan infrastruktur, hilirisasi industri, serta optimalisasi sektor pertanian dan sumber daya alam, menjadikan Sulawesi bukan lagi derh penopang, tetapi penggerak utama.

Kondisi ini sekaligus memberi sinyal kuat, bahwa pusat-pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia kini mulai tersebar. Jawa mungkin tetap menjadi poros ekonomi terbesar dengan pertumbuhan 5,24 persen, namun geliat Sulawesi menandakan transformasi arah pembangunan menuju keseimbangan wilayah yang lebih nyata.

Di tengah tantangan global dan ketidakpastian ekonomi dunia, Sulawesi menunjukkan bahwa Indonesia tak hanya bertahan, tapi juga tumbuh, dan bertumbuh dari pinggiran. (*)

Editor: Ruslan Sangadji