JAKARTA, KAIDAH.ID – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), menganugerahkan Penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 2025 kepada 355 daerah. Dari jumlah tersebut, 22 daerah meraih kategori Utama, 69 kategori Nindya, 125 kategori Madya, dan 139 kategori Pratama.
Selain KLA, Kemen PPPA juga memberikan penghargaan Provinsi Layak Anak (PROVILA) kepada 13 provinsi yang dinilai berhasil mendorong kabupaten/kota di wilayahnya untuk mewujudkan KLA.
Ke-13 provinsi tersebut adalah Bali, Banten, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Riau, dan Sumatera Barat. Sulawesi Tengah belum berhasil masuk daftar tahun ini.
Menko PMK Pratikno dalam sambutannya mengingatkan, kota layak anak bukan hanya layak huni, tetapi juga layak dicintai. Ia menyoroti tantangan era digital yang membuat anak-anak rentan mengalami masalah psikologis akibat tingginya waktu penggunaan gawai.
“Rata-rata screen time orang Indonesia sudah 7,5 jam per hari. Kita perlu mengimbangi ini dengan penyediaan jalur sepeda, taman bermain, dan ruang publik yang aman,” katanya pada malam penghargaan di Jakarta, Jumat, 8 Agustus 2025.
Menteri PPPA Arifah Fauzi menegaskan, penghargaan ini adalah bentuk apresiasi atas komitmen kepala daerah dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak. Ia menyebut penurunan jumlah penerima KLA tahun ini dari 360 menjadi 355 daerah dipengaruhi masa transisi kepemimpinan dan pergantian SDM.
“Evaluasi KLA bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi sarana refleksi dan peningkatan berkelanjutan. Terlebih KLA kini masuk dalam RPJMN 2025–2029,” kata Arifah.
Proses evaluasi dilakukan berlapis, mulai dari evaluasi mandiri, verifikasi administrasi oleh provinsi, peninjauan pusat, hingga verifikasi lapangan. Tahun ini, Kemen PPPA juga melibatkan kementerian dan lembaga lain sebagai tim verifikasi pusat untuk memastikan penilaian yang komprehensif.
Menteri PPPA berharap daerah yang belum meraih penghargaan dapat segera berbenah, sementara daerah berprestasi diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain. (*)
Editor: Ruslan Sangadji


Tinggalkan Balasan