MOROWALI, KAIDAH.ID – Malam Kamis, 8 Agustus 2025, kawasan industri nikel terbesar di Indonesia, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), mendadak ricuh. Sekelompok orang tak dikenal menyasar kontainer penyimpanan dan workshop milik kontraktor konstruksi di dalam area kawasan. Dalam hitungan waktu, kabel tembaga sepanjang 1.000 meter, kompresor, pendingin udara, genset, dan sejumlah peralatan kerja lenyap. Kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Bagi pengelola kawasan, peristiwa itu adalah kasus kriminal yang sedang ditangani polisi. Namun bagi sebagian pengamat, insiden tersebut lebih dari sekadar pencurian, ia bisa menjadi sinyal bahaya bagi iklim investasi di jantung hilirisasi nikel nasional.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menegaskan, keamanan adalah fondasi utama bagi investasi.
“Salah satu variabel besar daya tarik investasi adalah faktor keamanan. Kalau faktor ini tidak terjamin, akan timbul sentimen negatif. Ini persoalan serius,” katanya, Rabu, 13 Agustus 2025.
Bisman meminta aparat bertindak tegas terhadap pelaku sekaligus mendesak pemerintah dan pengelola IMIP mencari solusi jangka panjang. Menurutnya, masalah sosial di sekitar kawasan juga perlu diselesaikan agar penjarahan serupa tak terulang.
Nada serupa disampaikan analis komoditas dan pendiri Traderindo, Wahyu Tribowo Laksono. Baginya, kerugian besar yang dialami kontraktor bukan hanya soal angka, tetapi juga menyangkut persepsi investor.
“Kerugian miliaran rupiah akibat penjarahan akan meningkatkan persepsi risiko bagi investor. Reputasi IMIP sebagai kawasan yang aman dan stabil bisa terganggu,” jelasnya.
Sementara itu, Head of Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, mencoba menenangkan kekhawatiran. Ia memastikan koordinasi dengan aparat TNI/Polri telah dilakukan untuk memperkuat pengamanan.
“Sampai saat ini, sentimen negatif yang dikhawatirkan itu insya Allah belum ada,” kata Dedy, Selasa, 12 Agustus 2025.
Dedy menegaskan, IMIP berkomitmen menjaga kenyamanan dan keamanan berinvestasi di kawasan tersebut. Pihaknya juga mendukung penuh langkah penegakan hukum yang dilakukan Polres Morowali.
Kini, perhatian publik tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil pemerintah, aparat, dan pengelola kawasan. Sebab, di tengah ambisi Indonesia menjadi pemain utama hilirisasi nikel dunia, satu celah keamanan saja bisa menggoyahkan kepercayaan para investor. (*)
Editor: Ruslan Sangadji


Tinggalkan Balasan