JAKARTA, KAIDAH.ID – Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Muhidin M. Said, menilai, rencana pemerintah menarik utang sebesar Rp781 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 masih berada dalam batas aman.
Menurut politisi senior Partai Golkar itu, meski defisit anggaran diperkirakan mencapai Rp638 triliun, posisi utang Indonesia masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan lembaga internasional.
“Saya kira kalau menyangkut masalah utang itu, kita memang ada kriterianya. Utang kita dibolehkan oleh IMF maupun World Bank sampai 60 persen dari GDP. Kalau sekarang, kita masih berada di kisaran 39 persen. Jadi kita masih punya ruang yang cukup tinggi,” kata Muhidin M. Said, 21 Agustus 2025, di Jakarta.
Ia menambahkan, rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), juga relatif lebih rendah dibandingkan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini, kata Muhidin, menunjukkan ruang fiskal Indonesia masih cukup luas untuk menjaga keberlanjutan pembangunan.
“Kalau pemerintah sekarang mau melakukan utang, saya cukup optimistis itu masih dalam batas yang normal. Bahkan menurut saya pribadi, dengan negara-negara di sekitar ASEAN, kita adalah yang paling kecil rasionya, karena masih berkisar 39 persen,” tegas legislator asal Sulawesi Tengah itu.
Muhidin berharap, pemerintah tetap menyalurkan insentif fiskal secara terarah dan terukur untuk mendukung aktivitas ekonomi strategis.
Ia menyatakan, pengelolaan fiskal yang sehat harus berjalan beriringan dengan transformasi ekonomi, agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)
Editor: Ruslan Sangadji

Tinggalkan Balasan