BATAM, KAIDAH.ID – Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, menegaskan pentingnya kebersamaan sesama alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), membangun kekuatan organisasi untuk mendukung penguatan bangsa.

“Sesama alumni HMI harus bergandengan tangan untuk saling membantu, membesarkan, dan mendukung dalam segala lini kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Bila alumni bercerai-berai, maka kekuatan organisasi akan berkurang,” tegas Viva Yoga.

Viva Yoga menyampaikan itu, saat menjadi keynote speech dalam Pertemuan Regional Majelis Wilayah (MW) dan Majelis Daerah (MD) KAHMI se-Sumatera di Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu, 20 September 2025.

Acara bertema “Konsolidasi KAHMI Untuk Indonesia Maju” itu, diinisiasi oleh Koordinator MN KAHMI sekaligus Ketua Komisi II DPR, M. Rifqimizamy Karsayuda.

Acara itu dihadiri Wali Kota Batam sekaligus Koordinator Presidium MD KAHMI Kota Batam Amsakar Achmad, Koordinator Presidium MW KAHMI Provinsi Kepulauan Riau Suryadi, serta utusan KAHMI dari berbagai MW dan MD se-Sumatera.

Viva Yoga Mauladi yang juga mantan Koordinator Presidium MN KAHMI ini mengatakan, kekuatan organisasi merupakan separuh jalan menuju pencapaian tujuan. Alumni HMI yang tersebar di berbagai lembaga negara, bila terkonsolidasi, akan memberi manfaat besar bagi umat dan bangsa.

Ia menyebut konsolidasi serupa sudah dilakukan di Papua, Maluku, dan akan berlanjut di Sulawesi, Kalimantan, serta Jawa. Viva Yoga mengingatkan, konsolidasi adalah salah satu tujuan pendirian KAHMI sejak 1966 di Surakarta, Jawa Tengah, untuk menghimpun potensi alumni yang tersebar di berbagai medan pengabdian.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung fenomena komunikasi di kalangan alumni melalui grup WhatsApp.

“Dalam banyak grup WhatsApp (WA) yang menghimpun alumni HMI, saya kerap membaca status-status yang ada. Rupanya ada di antara alumni yang kurang lengkap dalam membaca informasi sehingga menimbulkan disinformasi terkait masalah politik dan lainnya. Akibatnya, di antara alumni itu ada yang menghujat alumni yang lain,” ungkapnya.

Viva Yoga menegaskan, perbedaan pandangan dalam demokrasi adalah hal yang wajar, namun kritik harus dilandasi data dan fakta. “Kritis itu tidak dilarang, bahkan perlu, tapi jangan berdasarkan disinformasi,” tegasnya.

Ia menekankan, baik alumni yang berada di dalam maupun di luar pemerintahan tetap harus berkonsolidasi.

“Bila pemerintah baik, maka kebaikan akan tertuju pada umat, begitu juga sebaliknya,” tandasnya. (*)

Editor: Ruslan Sangadji