SRITI CONVENTION HALL PALU berubah menjadi lautan sorak dan tawa pada Sabtu, 22 November 2025 malam. Ribuan warga dari berbagai penjuru Sulawesi Tengah memadati ruang utama untuk menyaksikan Festival Tende Cerita Kedua: Patende Akbar, sebuah perayaan seni tutur yang kembali mengangkat identitas budaya Palu ke panggung nasional.
Dari panggung utama, Wakil Ketua MPR RI yang juga inisiator festival, Abcandra Muhammad Akbar Supratman, menyampaikan pesan yang menggugah. Baginya, Tende bukan sekadar tradisi bertutur, tetapi sebagai jembatan diplomasi budaya.
“Festival Tende bisa membawa nama Sulteng, bukan hanya lewat kuliner, tapi melalui diplomasi budaya,” tegas Abcandra di hadapan para tamu dan ribuan masyarakat.
Keriuhan Sejak Pagi
Sejak matahari baru naik, halaman Sriti Convention Hall sudah ramai oleh anak-anak yang ikut lomba menggambar dan push bike. Orang tua bersandar di pagar pembatas, tersenyum melihat putra-putri mereka melaju di lintasan kecil yang disiapkan panitia.
Di dalam ruangan, aroma kopi dari Festival Kopi menyeruak, bercampur dengan keramaian UMKM Go Digital Fair yang mempertemukan pelaku usaha lokal dengan pembeli dan mentor digital. Para pedagang tampak antusias, terlebih ketika Wakil Menteri UMKM hadir dan secara simbolis menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai dukungan bagi UMKM Palu.
Malam menjelang, lampu-lampu panggung menyala. Sorak masyarakat memecah, Kangen Band naik ke panggung, menjadi magnet hiburan sekaligus pembuka menuju rangkaian utama: Lomba Tende.
Puncak Tende: Kreativitas Anak Muda dalam Tuturan
Panggung kemudian dikuasai oleh para peserta Tende, sebagian besar generasi muda Palu. Dengan gaya bertutur khas, mereka menyelipkan humor, satire, dan cerita tentang kehidupan sehari-hari yang membuat penonton beberapa kali meledak dalam tawa, lalu hening saat bagian-bagian menyentuh disampaikan.
Di sinilah Tende menunjukkan kekuatannya: sederhana namun menggigit, menghibur sekaligus mencerminkan identitas masyarakat setempat.
Festival tahun ini, menurut Akbar Supratman, bukan hanya meneruskan kesuksesan 2024, tetapi menghadirkan kemasan yang lebih segar dan inklusif. Tende dihadirkan sebagai soft power, kekuatan budaya yang dapat mengangkat nama Sulawesi Tengah di kancah nasional.
Hadirnya Para Tokoh Nasional
Kehadiran deretan tokoh nasional semakin mengukuhkan gaung acara. Hadir Menteri Hukum RI Supratman Andi Agtas, Wamen UMKM Helvi Yuni Moraza, Wamen Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, hingga Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad dan Yovie Widianto.
Tidak ketinggalan, pejabat daerah seperti Wakil Gubernur Sulteng Reny A. Lamadjido, Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhidin, serta sejumlah kepala daerah dari provinsi lain turut memberikan apresiasi atas penyelenggaraan festival.
Sorak masyarakat makin riuh ketika panitia mengumumkan hadiah besar yang disiapkan tahun ini: 1 unit mobil dan 1 unit iPhone 17. Beberapa peserta terlihat menahan napas saat nomor undian dibacakan.
Festival yang Menyatu dengan Nilai Kebangsaan
Dalam sambutannya, Akbar Supratman menegaskan, festival ini tidak hanya bergerak di ranah budaya, melainkan juga sarana edukasi kebangsaan.
“Melalui Patende Akbar, kita menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan semangat persatuan. Edukasi bisa dikemas dengan cara yang seru dan relevan,” ujarnya.
Festival Tende Cerita Kedua tahun 2025 bukan sekadar pesta budaya. Ia adalah pernyataan: bahwa seni tutur tradisional bisa menjadi ruang inovasi, wadah edukasi, dan sarana memperkuat identitas daerah.
Kemeriahan, tawa, dan tepuk tangan malam itu seakan menegaskan satu hal, bahwa Tende bukan sekadar cerita, melainkan denyut nadi kreativitas masyarakat Palu yang terus bergerak, terus hidup, dan terus menguatkan Sulawesi Tengah di mata Indonesia. (*)
(Ruslan Sangadji)
Festival Tende Cerita Kedua: Diplomasi Budaya dalam Balutan Kreativitas Anak Muda
Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Tinggalkan Balasan