INI KISAH TENTANG kepedulian Wakil Ketua MPR RI, Abcandra M. Akbar Supratman terhadap Fadil, seorang siswa kelas 3 SD di daerah pemilihannya.
Setiap pagi di kampung Tuntung, Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, seorang bocah bernama Fadil (9 tahun) berdiri di pinggir jalan tanah, menunggu truk atau kendaraan apa pun yang lewat.
Jika ada sopir yang berbelas kasih, ia menumpang di bak belakang. Kadang ada pengendara motor yang mengajaknya naik. Tetapi ketika tidak satu pun kendaraan berhenti, Fadil memilih berjalan kaki sejauh lima kilometer menuju sekolahnya di SD Inpres Tuntung.
Kisah sederhana namun menyentuh itu kemudian direkam melalui sebuah video, lalu menyebar cepat di berbagai platform. Banyak orang tersentuh melihat perjuangan seorang anak yang tidak pernah mengeluh demi bisa belajar setiap hari.
Pada Sabtu, 29 November 2025, wartawan KilasBanggai.com memfasilitasi sambungan video call antara Fadil dan Wakil Ketua MPR, Abcandra M. Akbar Supratman. Dalam percakapan itu, Akbar memberi semangat, meminta Fadil tetap rajin sekolah dan tidak menyerah pada rintangan yang ia hadapi. Cara Akbar berbicara membuat percakapan itu terasa hangat—seperti seorang ayah menenangkan anaknya sendiri.
Dalam kesempatan itu, Akbar juga berjanji membelikan sepeda agar Fadil tidak lagi harus berjalan jauh. Ia menyatakan komitmen menanggung biaya pendidikan Fadil hingga selesai sekolah, dan memastikan akan mengirim timnya langsung ke rumah Fadil untuk menindaklanjuti janji tersebut.
Kisah Fadil muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Prabowo, dalam pidatonya di puncak peringatan Hari Guru, memutar video anak-anak sekolah di berbagai daerah yang menempuh perjalanan berbahaya—melintasi sungai, menyeberangi jembatan darurat—demi bisa belajar.
Presiden menegaskan pentingnya negara hadir, untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang aman.
Dan hari itu, Wakil Ketua MPR Abcandra M. Akbar Supratman menunjukkan bentuk kehadiran itu. Ia turun tangan langsung, menghadirkan solusi nyata bagi seorang anak sekolah di daerah yang ia wakili.
Kisah ini menjadi pengingat, bahwa perhatian kecil bisa berdampak besar. Dari sebuah kampung di Bunta, langkah seorang bocah menuju sekolah akan menjadi lebih ringan, karena ada tangan yang siap menggenggam dan membantunya melangkah lebih jauh. Dan tangan itu adalah Abcandra M. akbar Supratman. (*)


Tinggalkan Balasan