“Tapi saya bilang kepada menteri. Maaf Pak, saya tidak bangga dengan ekspor tertinggi nikel, karena daerah tidak dapat apa-apa dari situ. Kita hanya kebagian Dana Bagi Hasil (DBH), dan itupun harus ‘mengemis’ ke pemerintah pusat untuk mendapatkannya. Begitu diberikan, eh dicicil pula,” kata Gubernur Longki Djanggola di hadapan menteri ketika itu.
PALU, KAIDAH.ID – Pekan lalu, Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Longki Djanggola, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sulteng, Richard Arnaldo , Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindag Provinsi Sulteng, Fajar Setiawan, berkunjung dan bertemu dengan Menteri Perdagangan, M. Lutfi, di kantornya di Jakarta.
“Banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan itu. Mulai dari rencana ekspor stik polo dari KEK Palu ke Argentina yang sudah mendapatkan izin dan membicarakan soal klinik ekspor di Dinas Perindag Provinsi Sulteng,” kata Gubernur Longki saat meresmikan Klinik Ekspor, Sabtu 5 Juni 2021 di kantor Dinas Perindag Provinsi Sulteng, Jalan Kartini, Palu.
Tapi, menurut Gubernur ada hal menarik yang disampaikan menteri saat pertemuan itu. Sulawesi Tengah, adalah provinsi yang telah menyelamatkan wajah Indonesia di tengah masa pandemi ini, karena tercatat sebagai daerah dengan nilai ekspor tertinggi.
“Tapi saya bilang kepada menteri. Maaf Pak, saya tidak bangga dengan ekspor tertinggi nikel, karena daerah tidak dapat apa-apa dari situ. Kita hanya kebagian Dana Bagi Hasil (DBH), dan itupun harus ‘mengemis’ ke pemerintah pusat untuk mendapatkannya. Begitu diberikan, eh dicicil pula,” kata Gubernur Longki Djanggola di hadapan menteri ketika itu.
Memang data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng melaporkan, selama April 2021, total ekspor senilai US$ 956,58 juta, naik US$ 172,86 juta atau 22,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Tinggalkan Balasan