PALU, KAIDAH ID – Habib Mochsen Alydrus, mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menjabat sebagai salah seorang A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027.

Di PBNU, A’wan adalah bagian dari Syuriah, yang bertugas membantu tugas Rais di organisasi yang beranggotakan sekira 85 juta orang itu. A’wan adalah bentuk jamak dari ‘awn, yang terdiri dari para ulama terpandang. Mereka bertugas membantu Rais.

Sedangkan Syuriah adalah badan musyawarah yang mengambil keputusan tertinggi dalam struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama. Dalam konteks kenegaraan, syuriah itu seperti dewan legislatifnya.

Kemudian Rais Am adalah pemimpin tertinggi dewan syuriah. Di bawahnya, terdapat jajaran rais lainnya. Hingga kini sudah ada 11 ulama yang pernah menduduki jabatan ini, salah satunya Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang pernah menjabat pada 2015-2019.

“Nah, A’wan itu bertugas membantu Rais dalam pengambilan keputusan di NU,” kata Habib Mochsen Alydrus, yang meraih gelar doktor di UIN Alauddin Makassar ini.

Menurut Habib Mochsen, ia mengetahui dirinya menjabat sebagai salah seorang A’wan PBNU, setelah menerima telepon dari Kakanwil Kemenag Sulteng, Ulyas Taha, yang juga Mid Formatur hasil Muktamar NU Bandar Lampung.

“Iya, tadi ana (saya) menerima telepon dari Pak Ulyas yang menyampaikan bahwa saya termasuk salah seorang A’wan,” kata mantan Kakanwil Kemenag Maluku Utara itu.

Habib Mochsen Alydrus yang juga mantan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI itu, adalah salah seorang tokoh Alkhairaat.

Ia meraih gelar doktor dari UIN Alauddin Makassar, dengan judul disertasi Penerapan Manajemen Mutu Terhadap Pengembangan Madrasah Aliyah di Kota Palu.

Kini, Habib Mochsen menjabat sebagai Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puslitbang Penda) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. (*)