PALU, KAIDAH.ID – Puluhan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Palu, Jumat, 1 April 2022, menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng). Mereka menolak wacana penundaan pemilu, menuntut kestabilan harga bahan pokok pada Bulan Ramadhan dan kestabilan harga bakar minyak jenis solar.
Koorinator lapangan aksi unjuk rasa tersebut, Awan Syahrul, mengatakan, wacana penundaan pemilu menodai amanat reformasi.
“Itu berarti rezim saat ini tidak lagi taat pada konstitusi,” kata dia dalam orasinya.
Seharusnya, kata dia, konstitusi itu ada untuk mencegah praktik otoritarianisme atau kekuasaan mutlak dan absolut lahir kembali.
Mengenai kelangkaan dan kenaikan beberapa bahan pokok menjelang Ramadhan seperti minyak goreng, harga cabai yang mencapai Rp84.950 per kilogram, kata Awan, seharusnya pemerintah berperan menekan harga-harga bahan pokok tersebut.
“Di mana pemerintah kita, kenapa membiarkan kenaikan harga seperti itu,” tegasnya.
Soal kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar, dia mengatakan, mengakibatkan terjadinya antrean panjang di sejumlah SPBU sampai menganggu arus lalu lintas. Antrean itu juga berakibat pada lambannya distribusi barang ke berbagai daerah.
Para pengunjuk rasa itu diterima oleh empat orang anggota DPRD Sulteng, yaitu Alimuddin Pa’ada, Ridwan Yalidjama, Hidayat Pakamundi dan Yahdi Basma. (*)
Berita ini diterbitkan atas kerja sama antara Fraksi Gerindra, DPRD Sulteng dan Kaidah.id pada Rubrik Parlementaria
Tinggalkan Balasan