BANGGAI, KAIDAH.ID – Relawan untuk Orang dan Alam (ROA), salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), kini tengah membangun ketahanan kawasan bahari berkelanjutan yang ramah lingkungan bersama nelayan di Kabupaten Banggai, Sulteng.

Direktur Eksekutif ROA Sulteng, Muhammad Subarkah dalam rilisnya menjelaskan, teknologi modern banyak digunakan nelayan menangkap ikan, salah satunya jaring atau pukat besar. Kondisi ini perlu diperhatikan dengan membangun ketahanan ekosistem laut.

“Maka kami bekerja sama dengan LSM Burung Indonesia dan Critical Ekosistem Patnership Fund asal Jakarta, untuk melakukan upaya diseminasi guna memunculkan kesadaran nelayan tentang pentingnya menjaga keberlangsungan hidup biota laut, seperti terumbu karang. Program ini juga sebagai upaya mendorong pembangunan ekosistem laut berkelanjutan,” jelas Muhammad Subarkah.

Menurutnya, ROA Sulteng juga ikut mengupayakan satu rantai pasok penyedia berbagai produk hasil laut di pasaran secara berkelanjutan bersama nelayan di Banggai.

“Ini sebagai upaya membangun kapasitas nelayan, dan kelompok perempuan pesisir untuk meningkatkan penghasilannya, sekaligus mulai beradaptasi dengan perubahan iklim ataupun membangun mitigasi perubahan iklim,” kata dia.

PESTA BARAMEAN – Tarian Putri Balantak dalam acara Pesta Baramean Bahari Balantak | Foto: Subarkah/Kaidah

Menurut dia, secara umum nelayan merupakan pelaku kegiatan perikanan skala kecil, tidak terkecuali di Banggai yang sudah memiliki model pemanfaatan sumber daya dengan pendekatan sosial, budaya yang berlaku di masing-masing wilayah dengan mengedepankan kearifan lokal.

“Lokasi pemberdayaan ini di Kelurahan Talang Batu dan Desa Luok, Kecamatan Balantak. Program itu dirayakan secara seremoni melalui Pesta Baramean Bahari Balantak,” ujarnya.

Nelayan setempat, kata dia, sudah memiliki daerah perlindungan, khusus untuk keberlangsungan padang lamun dan terumbu karang. Dalam tiga tahun terakhir, kawasan perlindungan tidak pernah dijamah warga setempat, sehingga diklaim dapat memberikan ruang hidup bagi sejumlah spesies padang lamun serta spesies ikan karang.

Verawati Laiya, tokoh perempuan setempat mengatakan, dorongan yang disampaikan melalui puncak pesta Baramean Bahari Balantak pada Ahad, 26 Juni 2022 lalu, memiliki pesan penghidupan masyarakat pesisir yang baik, dalam memanfaatkan, menjaga dan melindungi sumber daya laut.

“Kami yakin dapat berkontribusi dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam skala daerah maupun nasional,” ujar Verawati.

Selama ini, kata Verawati, nelayan setempat masih kesulitan meningkatkan taraf hidup mereka. Kendalanya, karena jaringan pasar skala regional maupun nasional yang sangat sulit.

“Semoga kehadiran LSM ini dapat membantu nelayan menembus pasar besar, sehingga kehidupan nelayan lebih sejahtera. Laut Banggai sangat potensial, dan daerah ini memang fokus pada sektor kelautan dan perikanan, dan kami butuh pihak-pihak yang dapat memfasilitasi pangsa pasar besar,” tandasnya. (*)