PALU, KAIDAH.ID – Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura menyebut dua nama yang diduga sebagai otak perusakan kantor dan fasilita PT Adijaya Karya Makmur (AKM) di kawasan pertambangan emas PT Citra Palu Minerals (CPM) Poboya, Palu.

Gubernur bahkan tidak menyebut inisial dari kedua nama tersebut. Kedua nama yang disebut Gubernur adalah Hartati dan Agus.

“Ada yang gerakan di belakang itu. Yang cari-cari doi (uang). Ada Tati, Hartati dan Agus. Kalau sama saya tidak, tapi di sana dia cari uang,” tegas Gubernur Rusdy Mastura.

Gubernur menduga, mereka itu dapat uang dari toke-toke yang beli emas di penambang Poboya.

“Nanti kita bilang sama toke-toke itu, mereka itu penadah,” tegas Gubernur tanpa menyebut nama toke-toke dimaksud.

Kapolresta Palu, Komisaris Besar Polisi Barliansyah menegaskan, akan menyelidiki seluruh oknum massa aksi, pelaku pengurusakan PT Adijaya Karya Makmur tersebut.

“Saat ini kami sudah langsung menyelidiki dengan melihat video maupun foto. Siapa saja warga yang terlibat pengrusakan dan pembakaran di PT AKM,” kata Kapolresta.

PT AKM adalah perusahaan kontraktor resmi di PT Citra Palu Minerals.

Massa tidak hanya merusak kantor milik PT AKM, tapi juga melukai seorang karyawan dan membakar dua alat berat milik perusahaan tersebut.

“Korban mengalami luka serius dan telah dirawat di rumah sakit,” kata Kapolresta.

HARTATI BANTAH TERLIBAT

Hartati yang dikonfirmasi kaidah.id mengatakan, Gubernur telah menuduh tanpa bukti. Dan itu berarti Gubernur telah memfitnah dan mencemarkan nama baiknya.

“Itu tuduhan tidak benar,” tegas Hartati.

Dia menambahkan, kalau Gubernur Sulawesi Tengah tidak mencabut pernyataan itu, maka ia akan mempidanakan gubernur.

Mengenai mengambil uang dari toke-toke, Hartati juga membantah itu.

“Saya tidak pernah ambil uang dari siapapun di Poboya. Saya sudah banyak uangku. Untuk apa saya ambil uang sama orang. Saya ini bekerja untuk rakyat,” kata Hartati.

Sedangkan Agus yang dimaksud oleh Gubernur itu belum jelas Agus siapa. Tetapi sejumlah pihak menyebut yang dimaksud Gubernur adalah Agussalim Faisal. Dugaan itu mengarah kepada yang bersangkutan berdasarkan video yang beredar di group WhatsApp.

Namun saat dikonfirmasi, Agus tidak menjawab telepon dan pesan WhatsApp kaidah.id. (*)