PALU, KAIDAH.ID – Sekitar seribu mahasiswa di Palu, Senin, 12 September 2022 menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM.

Di hadapan Ketua DPRD Sulteng, Nilam Sari Lawira, para pendemimendesak agar DPRD Sulteng secara kelembagaan menyampaikam protes tersebut ke pemerintah pusat.

Para pengnjuk rasa yang dikawal aparat keamanan gabungan Polda Sulteng, Polresta dan dari Polsek ini sedikit memanas, saat para wakil rakyat ini sudah dihadapan mereka, namun pengunjuk rasa mengulur waktu dengan orasi yang juga tak habis-habisnya.

Suasana agak mereda saat Ketua DPRD Sulteng mengatakan, menerima tuntutan pengunjuk rasa, yakni menolak keniakn BBM, penghapusan dana pensiun Anggota DPR RI, perketat pengawasan Perpres Nomor 17 Tahun 2021, naikkan upah buruh dan tenaga honorer, nasionalisasikan asset vital di bawah kontrol rakyat, perbaiki tata kelola migas.

Untuk meyakinkan para pengunjuk rasa, mereka meminta agar Ketua DPRD dan ketua–ketua fraksi menandatangani surat peryataan sikap menolak kenaikan harga BBM.

Para wakil rakyat ini menyepakati dan membubuhkan tandatangan mereka beralaskan bahu pegawai Sekretariat DPRD.

Gelombang aksi unjuk rasa yang datang dari berbagai elemen mahasiswa dalam kurun satu minggu ini terus terjadi sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diumumkan pemerintah 1 September 2022 lalu. Sejumlah massa aksi datang silih berganti menggelar unjuk rasa untuk memprotes kenaikan tersebut. (*)

Advertorial ini diterbitkan atas kerja sama DPRD Sulteng dan kaidah.id pada Rubrik Parlementaria