POSO, KAIDAH.ID – Kelompok perempuan Desa Bariri, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), pekan lalu berkumpul dan membahas rencana bisnis, untuk mengembangkan kerajinan hasil hutan bukan kayu yang difasilitasi Konsorsium ROA-YPAL atas dukungan Non Timber Forest Programme (NTFP) Indonesia dalam program Green Livelihood Alliance (GLA).
“Kami ingin kelompok usaha perempuan yang sudah ada dapat lebih bisa berbuat utamanya untuk dapat menjalankan usaha kerajinan berupa anyaman rotan dan beberapa kerajinan lainnya, agar dapat berjalan dengan baik” kata Anggun, warga setempat, Selasa, 7 Oktober 2022 lalu.
Ia menyadari, masih banyak kelemahan dalam menjalankan usaha, tetapi untuk menjadi kelompok usaha yang baik, maka harus belajar cara mengelola usaha yang baik, walaupun pelan-pelan mengikuti proses yang sedang berjalan, mengingat beberapa produk yang dihasilkan, potensi pasar yang terbuka.
“Kami berharap, dengan pendampingan perencanaan bisnis ini, kelompok perempuan Bariri mampu menerapkannya, sehingga bisa memberikan kesempatan dan peluang memperoleh pendapatan tambahan, dan pasar yang lebih luas untuk memdukung produk-produk yang ramah lingkungan,” harapnya.
Gibran, seorang pengrajin di kelompok tersebut mengatakan, memang dibutuhkan perencanaan usaha, karena kalau hanya memproduksi saja tidak cukup, tetapi harus pula mengetahui produk tersebut menguntungkan atau sebaliknya. (*)
Tinggalkan Balasan