PARIGI, KAIDAH.ID – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, terus memperkuat sinergi lintas sektor untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di wilayahnya.

Penjabat Bupati Parigi Moutong, Richard Arnaldo, menegaskan stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga masalah multidimensi yang mencakup akses air bersih, sanitasi, pendidikan anak usia dini, hingga perlindungan sosial.

“Stunting harus ditangani secara terintegrasi dan sistematis, dengan melibatkan semua pihak terkait,” tegas Richard dalam pertemuan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Parigi, Senin, 16 Desember 2024.

Richard mengatakan, pentingnya penguatan intervensi gizi pada kelompok prioritas, seperti remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-59 bulan. Kelompok ini, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), menjadi fokus Utama, karena dianggap paling rentan terhadap risiko stunting.

Menurut data Pemkab Parigi Moutong, prevalensi stunting di daerah ini telah berhasil ditekan hingga 20 persen pada 2023, turun dari angka 27,4 persen pada 2022.

Kendati demikian, Richard menegaskan, capaian ini harus terus ditingkatkan melalui koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Setiap program harus saling berkesinambungan untuk memastikan pelayanan kesehatan ibu dan anak tepat sasaran. Tapi partisipasi masyarakat juga sangat penting dalam menjaga pola hidup sehat dan mendukung program edukasi gizi,” katanya seperti rilis Dinas Kominfo Parigi Moutong.

Ia optimistis, Kabupaten Parigi Moutong mampu mencapai target nasional penurunan stunting, asalkan ada komitmen kuat dari semua pihak, termasuk masyarakat yang berperan sebagai agen perubahan.

“Percepatan penurunan stunting menjadi prioritas daerah. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk menata kembali pelayanan dasar agar lebih terpadu, efektif, dan berdampak langsung pada kelompok sasaran,” tandasnya. (*)

Editor: Ruslan Sangadji