Viratun
Kabid Eksternal Kohati Badko HMI Sulawesi Tengah
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) lebih dari sekadar organisasi mahasiswa. Di balik semangat perjuangannya, HMI adalah tempat untuk menanamkan nilai-nilai yang membentuk karakter kadernya.
Nilai-nilai ini bukan sekadar teori, tetapi diimplementasikan dalam setiap tindakan yang diambil oleh kader HMI. Nilai dasar perjuangan HMI, yang berakar pada dimensi teologis, kosmologis, dan antropologis, membentuk spirit gerak kader yang tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga bijaksana dalam bertindak.
Dimensi teologis menjadi dasar utama dalam membentuk moral kader HMI. Keimanan bukan hanya untuk kehidupan pribadi, tetapi juga untuk mendasari setiap langkah perjuangan.
Kader HMI dituntut untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab. Mereka tidak hanya diajarkan untuk berpendidikan tinggi, tetapi juga untuk mengedepankan prinsip moral yang sesuai dengan ajaran agama.
Dalam dunia yang penuh godaan dan ketidakpastian, spirit teologis ini menjadi pemandu yang memastikan, bahwa perjuangan HMI selalu berdiri di atas prinsip yang benar.
Selain itu, dimensi kosmologis mengajak kader HMI untuk menyadari, bahwa mereka adalah bagian dari alam semesta yang lebih besar.
Keseimbangan antara manusia dan alam, menjadi hal yang sangat penting dalam perjuangan HMI. Kader HMI diajarkan untuk memerhatikan keberlanjutan alam, dan tidak hanya berfokus pada kesejahteraan manusia semata.
Dalam konteks ini, kader HMI terlibat dalam berbagai gerakan lingkungan, seperti pengurangan sampah plastik atau penghijauan, yang bertujuan untuk menjaga kelestarian bumi.
Spirit kosmologis ini mengingatkan, keadilan sosial dan keadilan terhadap alam harus berjalan beriringan, karena kerusakan lingkungan sering kali berhubungan langsung dengan ketidaksetaraan sosial.
Dimensi antropologis mengingatkan kader HMI, bahwa perjuangan mereka tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk kesejahteraan sesama.
HMI membentuk kader yang peduli terhadap masyarakat, dan mengajarkan mereka untuk selalu memperjuangkan hak-hak manusia yang terpinggirkan.
Kader HMI dilatih untuk menjadi agen perubahan yang tidak hanya mampu melihat masalah sosial, tetapi juga mencari solusi yang berpihak pada keadilan dan kesejahteraan bersama. Ini tidak hanya soal teori, tetapi lebih kepada tindakan nyata yang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Implementasi nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari kader HMI sangat nyata.
Kader HMI tidak hanya berfokus pada tujuan pribadi, tetapi juga pada pengabdian kepada masyarakat dan bangsa. Mereka bekerja dengan penuh kesadaran, bahwa perjuangan mereka adalah bagian dari usaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan.
Spirit perjuangan HMI, mendorong mereka untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya pandai, tetapi juga memiliki empati dan tanggung jawab sosial yang besar.
Dalam perjalanan mereka, kader HMI dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dalam kehidupan pribadi, akademik, maupun dalam interaksi dengan masyarakat. Namun, nilai-nilai dasar perjuangan yang terinternalisasi dalam diri mereka baik dalam dimensi teologis, kosmologis, maupun antropologis akan terus menjadi pemandu yang mengarahkan langkah mereka menuju perubahan yang lebih baik.
Dengan landasan nilai-nilai ini, kader HMI tidak hanya siap menghadapi tantangan zaman, tetapi juga siap menjadi pemimpin masa depan yang memiliki integritas dan komitmen, untuk memperjuangkan kebaikan bagi umat manusia dan alam semesta. (*)
Editor: Ruslan Sangadji


Tinggalkan Balasan