TAHUN pertama Rusdy Mastura menjadi Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), langsung dihadapkan pada tantangan besar: Inpres Rehab Rekon Pasca Bencana segera akan berakhir.

Jika Inpres berakhir, maka rencana rehab rekon yang tersisa sulit dilanjutkan. Sementara labirin pengungsi masih diderap kesedihan yang lekang, di antara kehilangan dan juga harapan punya hunian tetap.

Dilema yang menguras tenaga dan pikiran seorang Rusdy Mastura.

Jika Inpres berakhir, bagaimana nasib para pengungsi?

Terjadi perdebatan hebat di meja Gubernur Rusdy Mastura kala itu. Muncul ide, beliau akan bertemu Jokowi. Apapun caranya proses rehab rekon harus diteruskan.

Apakah nomenklatur Inpres rehab rekon bisa diperpanjang, atau terbitkan inpres baru?

Nyaris setahun Gubernur Rusdy Cudy — sapaan akrabnya — membangun jalan komunikasi. Ia mengetuk pintu semua kantor kementerian. Bahkan bertemu langsung dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Bulan demi bulan, dengan kondisi fisik yang didera penyakit, Rusdy Mastura bertekad agar bisa tembus Istana.

Kabar air mata pengungsi harus sampai di telinga Presiden Joko Widodo? Itu satu-satunya harapan untuk dapat memperpanjang rehab rekon.

Bersama Ridha Saleh, Tenaga Ahli Gubernur Rusdy Mastura berulang kali keluar masuk Istana, untuk meyakinankan pihak Istana. Bahwa perpanjangan Inpres Rehab Rekon adalah satu-satunya cara menyelesaikan bengkalai pascabencana.

Juni 2023, harapan itu menjadi nyata. Presiden menetapkan, memperpanjang penanganan rehab rekon melalui Inpres Nomor 8 Tahun 2022, tentang Penuntasan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuefaksi di Provinsi Sulawesi Tengah 2022-2024.

Segera setelah terbitkan Inpres perpanjangan rehab rekon, semua agenda pembangunan kembali pascabencana dilanjutkan. Jalan lingkar dalam Kota Palu, ribuan rumah hunian tetap, di Talise, Walangguni, Petobo dan jalan penghubung sisi barat, jembatan, dan fasilitas sosial dan serta fasilitas umum selesai.

Insya Allah, jika tidak ada aral melintang, Agustus 2024, air mata pengungsi akan segera dihapus oleh kota-kota satelit baru.

Tempat memulai harapan baru menatap masa depan, sebagaimana janji Rusdy Mastura saat kampanye: bertekad menghapus air mata pengungsi.

Andika
TA Gubernur Sulteng