Minggu, 30 Juni 2024

Sejumlah Jamaah Haji Sulteng Keluhkan Pelayanan Katering, Nyaris Terjadi Adu Jotos Sesama Jamaah

JAMAAH HAJI - Jamaah Haji dan petugas sedang membicarakan solusi atas keterlambatan makan siang dan ketersediaan air minum bagi jamaah di hotel | Foto: kirimin WA Alfian Chaniago

MAKKAH, KAIDAH.ID – Sejumlah jamaah haji asal Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menginap di hotel dengan kode 1112 mengeluhkan pelayanan katering yang buruk dan tidak adanya air minum.

“Ini terjadi selama tiga hari sampai kita berangkat ke Arafah dan Mina, serta kembali ke hotel di Makkah,” kata Alfian Chaniago, salah seorang jamaah asal Kota Palu kepada kaidah.id, Jumat 21 Juni 2024 malam.

Dia mengatakan, situasi terjadi lagi saat jamaah sudah kembali dan telah dua hari berada di hotel tersebut.

“Lima hari kami tidak disediakan air minum,” kata Alfian Chaniago yang juga anggota DPRD Kota Palu terpilih ini.

Menurutnya, saat masalah itu disampaikan kepada pembimbing, para jamaah diminta untuk membeli air minum sendiri. Tidak hanya itu, saat disampaikan kepada Ketua Kloter Balikpapan Ahmad Munir, agar disampaikan ke pihak berwenang, namun tidak ada tanggapan sehingga tidak ada perubahan pelayanan.

Alfian Chaniago mengaku menghubungi Kepala Sektor 11 Muhlis Aseng, menyampaikan masalah tersebut, dan mendapat respon yang baik.

Hanya saja, kata dia, pihak terkait dalam hal ini cetering tidak meresponnya. Sehingga pada waktu jam makan siang tanggal 20 Juni 2024, jamaah dari kloter 14 Sulawesi Tengah ke restoran hotel untuk mempertanyakan masalah itu pada sekira jam 14.30 Waktu Arab Saudi (WAS).

“Akhirnya, jam tiga sore makanan baru tiba, tapi tidak ada air minum,” bebernya.

NYARIS TERJADI ADU JOTOS

Dia melanjutkan, di tengah pembicaraan dengan pihak pengelola catering, tiba-tiba datang seorang jamaah dari kloter 8 yang juga pemilik agen perjalanan haji dan umrah memarahi jamaah. Akibatnya, nyaris terjadi perkelahian antara jamaah Kloter 8 dan Kloter 14.

Alfian mengaku, ia tidak paham apa maksud oknum dari kloter 8 itu memarahi jamaah, padahal mereka tinggal di hotel yang sama, dan mendapatkan perlakuan seperti yang dialami jamaah haji Sulteng kloter 14.

“Usut punya usut, ternyata ada intimidasi untuk tidak melaporkan jika ada masalah tersebut. Mereka di suruh bungkam,” ucapnya.

Setelah kejadian tersebut, kata dia, pada jam 18.00 WAS, pihak kementerian dan aparat polisi Indonesia langsung datang ke hotel, untuk mengklarifikasi kejadian dan mendengarkan apa saja yang menjadi keluhan jamaah selama di Makkah.

“Kami menyampaikan semua yang menjadi kendala dan apa saja yang masih harus diperbaiki, mulai pelayanan makanan, kesehatan, pembimbingan haji, dan oknum-oknum yang memanfaatkan jamaah selama pelaksanaan ibadah haji,” katanya.

“Terakhir, pihak Kemenag Sulteng harus mengevaluasi pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah atau KBIHU,” tandasnya. (*)

Editor: Ruslan Sangadji