Minggu, 30 Juni 2024

Waspada! Cuaca Ekstrem dalam Tujuh Hari ke Depan di Sulteng

CUACA EKSTREM - BMKG mengimbau warga Sulteng waspada, dalam tujuh hari ke depan diprediksi ada cuaca ekstrem | Foto: tangkapan layar

PALU, KAIDAH.ID – Cuaca esktrem diprediksi akan terjadi di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam tujuh hari ke depan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga, untuk tetap waspada, karena cuaca ekstrem itu berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Nur Alim, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara SIS Aljufri Palu mengatakan, cuaca ekstrem dipicu oleh dinamika atmosfer, sehingga perlu mewaspadai dampaknya.

“Kami mengamati, terdapat bibit siklon di sekitar Filipina dan Indonesia. Inilah yang menyebabkan terjadinya daerah pembelokan angin, sehingga berpotensi pembentukan awan hujan konvektif untuk beberapa hari ke depan,” kata Nur Alim.

Pertumbuhan awan konvektif itu, kata dia, menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Sulteng, yang berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Untuk mitigasi bencana, BMKG mengimbau warga untuk selalu memperhatikan kondisi alam di wilayah masing-masing, karena diprediksi cuaca ekstrem itu meningkatkan curah hujan tinggi dengan durasi waktu Panjang.

“Juga membangkitkan angin kencang dan gelombang tinggi. Pemerintah daerah daerah maupun masyarakat perlu memitigasi risiko-risikonya,” harapnya.

Kepada para nelayan, juga diimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca sebelum melaut. Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai, pesisir dan perbukitan, pun diminta selalu waspada terhadap ancaman potensi banjir, banjir bandang, tanah longsor dan gelombang pasang.

“Apabila ada situasi darurat, segeralah mencari tempat berlindung yang lebig aman,” imbau Nur Alim.

Bencana hidrometeorologi telah terjadi di Sulteng pada beberapa hari lalu. Sejumlah wilayah seperti di Parigi Moutong, Sigi, Donggala dan Tolitoli diterjang banjir bandang. Sejumlah rumah hanyut, terendam dan warga yang terpaksa mengungsi. (*)

Editor: Ruslan Sangadji