PALU, KAIDAH.ID – CEO and Founder Zhong Yuan Lian Chuang Group, Leo Jiang menyatakan komitmennya untuk mengekspor durian Sulawesi Tengah (Sulteng) langsung dari Palu ke China tanpa melalui Thailand.

“Selama ini, sudah ada yang melakukan ekspor durian Sulteng ke China tetapi masih melalui Thailand. Nah, kami berkomitmen ekspor langsung ke China tanpa melalui Thailand,” kata Leo Jiang, pengusaha asal China itu, Rabu, 17 Juli 2024 pagi.

CEO and Founder Zhong Yuan Lian Chuang Group menyampaikan komitmennya itu, langsung kepada Gubernur Sulteng Rusdy Mastura di ruangnya kerjanya. Leo Jiang datang bersama tiga orang stafnya. Kehadirannya didampingi juga oleh Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Sulteng, Rudy Wijaya selaku penerjemah dan Humas INTI, Tasman Banto.

Pengusaha asal China yang memiliki 12 perusahaan, termasuk di Amerika Serikat itu mengatakan, meski akan mengekspor durian Sulteng, tetapi ia tidak ingin membeli langsung ke petani, tetapi melalui perusahaan daerah atau sejenisnya.

“Kalau ada pengusaha yang sudah siap mengekspor duriannya, saya siap beli dan nanti saya yang ekspor langsung ke China,” kata Leo Jiang seperti diterjemahkan Rudy Wijaya.

Gubernur Rusdy Mastura gembira menerima kunjungan CEO and Founder Zhong Yuan Lian Chuang Group itu. Gubernur Rusdy Mastura yang didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sulteng, Nelson Metubun dan Kepala Biro Adpim, Edy Lesnusa, menyatakan terima kasih atas keinginan tersebut.

Kemudian Rusdy juga menawarkan hasil-hasil pertanian lainnya seperti jagung, ubi, singkong dan lainnya.

Mendengar tawaran itu, Leo Jiang juga sangat tertarik. Sebab, salah satu perusahaannya selama ini memang fokus pada hasil-hasil pertanian termasuk jagung.

Kemudian Rusdy Mastura juga mengungkapkan, Sulteng juga punya buah nangka, anggur, pisang, coklat, dan lainnya. Bahkan, di Lembah Bada memiliki megalith yang menarik untuk dikunjungi wisatawan asing.

“Bahkan kalau tertarik membangun pabrik gula, kami akan siapkan lahannya,” kata Rusdy Mastura.

Gubernur kemudian menunjuk Nelson Metubun untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut, guba membicarakan masalah teknisnya, sebab ia yang paling paham persoalan-persoalan teknisnya.

Mendapatkan perintah itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH) Sulteng Nelson Metubun mengatakan, Kabupaten Parigi Moutong diharapkan konsisten memasok buah durian ke pasar ekspor, karena kualitas durian daerah itu sangat diminati pasar.

“Parigi Moutong salah satu daerah sentra durian di Sulteng. Olehnya pemerintah kabupaten setempat perlu memanfaatkan potensi ini untuk mengembangkan komoditas unggulan,” katanya.

Sebagai bentuk komitmen Pemprov Sulteng, Nelson Metubun mengemukakan, pihaknya telah menyalurkan benih durian kepada petani di sejumlah kabupaten, untuk memenuhi kebutuhan 1.000 hektare.

“Kita sudah salurkan bibir durian itu pada 2023 lalu,” katanya.

Bibit durian varietas unggul yang sudah disalurkan itu di antaranya Musangking dan Montong.

“Kalau di Parigi Moutong, varietas Montong sangat terkenal, dan pengembangan Musangking juga terus dilakukan,” jelas Nelson Metubun.

Parigi Moutong memiliki lahan produktif khusus pertanian durian seluas 3.833 hektare dengan jumlah produksi per tahun mencapai 305.419 ton.

“Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meminta Pemprov Sulawesi Tengah menyediakan lahan 3.000 hektare untuk pengembangan durian. Artinya, Pemerintah Pusat memperhitungkan kualitas durian di daerah ini,” kata Nelson.

Ia juga menjelaskan, Badan Karantina (Barantan) Indonesia juga menyatakan kesiapan memfasilitasi akses pasar ekspor durian asal Sulteng ke China.

Pasar China sangat berminat dengan produk Sulteng, khususnya varietas durian Montong. Parigi Moutong saat ini juga telah melakukan kegiatan ekspor ke Thailand.

“Kami berharap pemerintah daerah setempat dapat mengembangkan lahan pertanian durian sebagai bagian dari langkah mempertahankan konsistensi atau ketersediaan buah durian,” tandasnya.(*)

Editor: Ruslan Sangadji