MALANG, KAIDAH.ID – Psikoedukasi semakin penting dalam upaya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di masyarakat. Lantaran itu, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang tergabung dalam Kelompok 98 Gelombang I Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), melaksanakan kegiatan tersebut untuk ibu-ibu PKK di RW 4 Kelurahan Dinoyo, Malang.
Neva Aurandy, peserta Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengatakan, program edukasi ini bertujuan memberikan pemahaman dasar mengenai kesehatan mental, mengenali tanda-tanda gangguan mental, serta mengajarkan cara-cara sederhana untuk menjaga keseimbangan mental di tengah rutinitas sehari-hari.
Dalam konteks yang lebih luas, psikoedukasi berfungsi sebagai jembatan antara ilmu psikologi dan masyarakat. Melalui pendekatan yang mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, program ini mampu menjangkau berbagai kalangan, termasuk ibu-ibu rumah tangga, pekerja, dan komunitas lokal.
“Ibu-ibu PKK misalnya, mereka merupakan pilar utama dalam keluarga dan komunitas. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental mereka sangat penting agar mereka dapat terus berperan aktif dalam lingkungan mereka,” kata Neva Aurandy, kepada Kaidah.ID, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Neva menjelaskan, melalui psikoedukasi, masyarakat tidak hanya diajak untuk memahami apa itu kesehatan mental, tetapi juga didorong untuk mengenali tanda-tanda awal dari gangguan mental, seperti stres, depresi, dan kecemasan.
Selain itu, psikoedukasi juga mengajarkan cara-cara praktis untuk mengelola tekanan sehari-hari, seperti melalui teknik relaksasi, manajemen waktu, dan menjaga pola hidup sehat.
“Kegiatan psikoedukasi seperti yang kami lakukan di Kelurahan Dinoyo, Malang, juga membuka ruang bagi diskusi interaktif. Ini penting agar masyarakat bisa berbagi pengalaman dan saling mendukung dalam menjaga kesehatan mental mereka,” tambah Neva.
Tidak hanya memberi pengetahuan, psikoedukasi juga berperan dalam mengurangi stigma yang masih melekat pada masalah kesehatan mental di masyarakat.
Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan masyarakat akan lebih terbuka dalam membicarakan dan mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental yang mereka atau orang di sekitar mereka hadapi.
Salah satu peserta psikoedukasi, Ny. Panca, menyatakan, program ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan ibu-ibu PKK lainnya.
“Kami jadi lebih paham bagaimana menjaga kesehatan mental, dan ini tentunya sangat penting bagi kesejahteraan keluarga dan komunitas kami,” ujarnya.
Dengan psikoedukasi, langkah awal menuju masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan mental semakin terbuka lebar.
Upaya ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi bagian integral dari program kesehatan di berbagai daerah, sehingga tercipta komunitas yang lebih sehat secara mental dan emosional.
Untuk diketahui, kegiatan Pengabdian Masyarakat (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan