TERNATE, KAIDAH.ID – Banjir bandang di Kelurahan Rua, Ternate Pulau, Kota Ternate, Maluku Utara pada Ahad, 25 Agustus 2024, memakan belasan korban jiwa.
Menurut data dari Kelurahan Rua, tercatat ada 19 orang yang meninggal dunia, dan 7 orang lainnya luka-luka.
Banjir bandang dengan korban jiwa sebanyak itu, karena terjadi di saat warga sedang terlelap tidur. Peristiwa itu menurut Samsuddin Senen, warga Kelurahan Rua, terjadi pada sekira jam 3 dini hari.
Ia mengetahui kejadian tersebut saat listrik mati dan AC (pendingin ruangan) pun mati.
“Saya dengar ada bunyi gemuruh. Saya cek di belakang rumah, kan saya buat bangunan, batu, air dan lumpur tertahan. Langsung saya panggil istri dan anak keluar rumah,” kata Samsuddin.
Dia mengatakan, seluruh keluarganya selamat setelah berhasil lari melompati drum. Sebab seluruh rumah telah terendam lumpur.
Banjir bandang itu terjadi persis di RT 01-RW 01 Kelurahan Rua. Air dan sedimen banjir menghantam pemukiman warga hingga nyaris tak tersisa.
Taher Ahmad, seorang warga dari Kelurahan Gambesi, melalui sambungan telepon Senin, 26 Agustus 2024 sore, mengaku baru Kembali dari lokasi untuk ikut mengevakuasi korban yang tertimbun sedimen banjir.
“Ada dua jenazah yang dievakuasi tadi siang. Dorang (mereka) bilang itu ade kaka (kakak beradik),” kata tokoh masyarakat Gambesi itu.
Taher Ahmad yang juga seorang imam di Mushalla Gambesi menuturkan, karena usianya yang sudah menua, sehingga hanya bisa membantu mengevakuasi dua jenazah tersebut.
Menurutnya, banjir menghantam rumah warga Rua, yang berbatasan dengan Kelurahan Kastela. Di situ ada dua sungai mati, orang memberi nama yakni Ake Rua 1 dan Ake Rua 2.
“Tapi yang parah itu di sekitar Ake Rua Satu,” ujarnya.
Menurut cerita warga, kata Haji Taher, banjir itu terjadi karena ada longsor di bagian hulu yang berada di Kelurahan Foramadiahi.
Banjir Rua Ternate itu bukan baru pertama kali terjadi. Menurut data, pada 23 September 2017, banjir juga melanda kampung tersebut. Saat itu, air dari Sungai Akemalako yang berada di RT 4 meluap dan merendam puluhan rumah warga.
Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1 Juli 2020, banjir Kembali menghantam kelurahan itu. Lagi-lagi, puluhan rumah terendam.
Mengutip Mongabay, Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Maluku Utara menduga, banjir bandang dan longsor, karena adanya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berlangsung Sabtu, 24 Agustus 2024 sore hingga Ahad, 25 Agustus 2024. Puncak curah hujan tertinggi terjadi antara pukul 03.00 hingga pukul 05.00 WIT.
Ada beberapa kejadian kasus longsor yang secara tutupan lahannya masih bagus, kemungkinan karena adanya lapisan kedap air di bawah tanah, dan lapisan tanah di atas yang tidak mampu menahan beban tanaman dan air, yang masuk ke dalam tanah.
Selain itu karena infiltrasi telah mencapai puncaknya, sementara perkolasi atau pergerakan air melalui tanah dan perkolasi lanjutan (bagian dalam), terganggu oleh faktor geologis, terutama bahan induk pembentuknya.
Berikut daftar nama korban banjir Rua, Ternate menurut data kelurahan setempat:
Klik berikutnya di halaman 2
Tinggalkan Balasan