PALU, KAIDAH.ID – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, akan menyelenggarakan Konferensi Kota (Konferkot), pada Sabtu, 7 September 2024. Konferkot ini merupakan agenda rutin organisasi, untuk memilih ketua dan sekretaris, yang akan memimpin AJI Kota Palu pada periode mendatang.
Ketua AJI Palu, Yardin Hasan, mengatakan, konferensi ini diharapkan menjadi momen penting, bagi para jurnalis di Kota Palu, untuk berpartisipasi aktif dalam memilih pemimpin yang mampu membawa organisasi ke arah yang lebih baik.
“Konferkot merupakan bagian dari upaya menjaga demokrasi di tubuh organisasi,” ujarnya.
Dia berharap, seluruh anggota bisa hadir dan memilih pemimpin, yang akan melanjutkan perjuangan AJI dalam mengawal kebebasan pers, dan memperjuangkan hak-hak jurnalis di Sulawesi Tengah.
Sekretaris AJI Kota Palu, Kartini Nainggolan menambahkan, selain pemilihan ketua dan sekretaris, konferensi ini juga akan menjadi momentum terbaik, untuk membahas berbagai isu penting terkait kondisi jurnalisme.
“Juga membicarakan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para jurnalis, dalam menjalankan tugasnya di lapangan,” kata Yardin Hasan.
AJI Palu, kata dia, telah menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan independensi jurnalis, dan menjaga integritas profesi jurnalisme di Sulawesi Tengah.
Oleh karena itu, pemilihan ketua dan sekretaris AJI Palu yang baru, diharapkan dapat membawa semangat baru dalam memperkuat peran organisasi ini ke depannya.
SEJARAH AJI KOTA PALU
Sore itu, pada 9 Februari 1998, sekelompok jurnalis muda sedang berkumpul di sebuah rumah di Jalan Otto Iskandar Dinata Nomor 76, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Jurnalis dari berbagai media itu gelisah, sebab saat itu banyak terjadi pembredelan media massa, karena ketatnya penyensoran oleh Pemerintah Orde Baru.
Jurnalis itu antara lain Maxi Wolor, Muhammad Nur Korompot, Azhar Hasyim, Muhammad Rafiq Yahya, Budi AC, Marwan P. Angku, Syahril Hantono, Basri Marzuki, Darlis Muhammad, Desi, Azhar Hasyim, Ria Sabri dan Jeis Montesori.
Di rumah Maxi Wolor itu, mereka menggelar rapat dan berniat mendeklarasikan berdirinya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu. Sebelumnya, telah dideklarasikan berdirinya AJI Indonesia di Sirnagalih, Bogor, pada 7 Agustus 1994.
Sejarah AJI Kota Palu sendiri, dimulai dari diedarkannya majalah “Independen” oleh aktivis mahasiswa yang tergabung di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) Palu pada 1996-1997. Majalah itu diterbitkan oleh SMID, yang ditulis oleh wartawan yang majalahnya dibredel.
AJI Kota Palu menjadi bagian terpenting, di tengah berkecamuknya konflik komunal di Kabupaten Poso. Saat itu, AJI sering dimintai pendapat oleh jurnalis terkait penulisan berita konflik, agar tidak memperkeruh suasana dan mengedepankan penyelesaiannya secara damai.
Berikut urutan Ketua AJI Palu, yakni Muhammad Nur Korompot sebagai Ketua pertama. Kemudian diganti oleh Maxi Wolor (1998-2001), Jafar G Bua (2001-2004), Ruslan Sangadji (2004-2007), Amran Amier (2007-2010) M Ridwan Lapasere (2010-2013), Riski Maruto (2013-2015), selanjutnya M. Iqbal (2015-2021 — agak lama karena Palu dilanda gempa, tsunami dan likuefaksi, dan berlanjut pada pandemi Covid-19) serta Yardin Hasan (2021-2024).
Saat ini, AJI Palu beranggotakan 57 orang. Mereka bekerja di hampir semua media massa di seluruh Sulawesi Tengah. Sebelumnya hampir 100 anggota, tetapi mereka pindah ke organisasi pers lainnya dan ada yang mengundurkan diri, karena terlibat politik praktis. (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan