TOKOH SENIOR Partai Golkar, Darul Siska, meluncurkan buku biografinya yang berjudul “Kepedihan Berbuah Senayan” pada Sabtu, 7 September 2024, di suatu hotel di kawasan Pakubuwono, Kebayoran, Jakarta Selatan.

Buku tersebut berkisah soal perjalanan dan lika-liku kehidupan Darul Siska, dari seorang anak piatu yang ditinggal ibunya, ketika berusia masih sangat belia, hingga sukses menjadi anggota parlemen di Senayan selama empat periode.

Biografi Darul Siska sangat menarik, karena ia terlibat dalam banyak peristiwa penting dalam dinamika politik nasional. Mulai dari dinamika politik Partai Golkar, kejatuhan Presiden Gus Dur, reformasi politik 1998, tampilnya Akbar Tandjung sebagai Ketua Umum Partai Golkar, hingga gugatan pembubaran Partai Golkar.

Dalam tubuh Partai Golkar, sosok Darul Siska dikenal sebagai seorang konseptor yang tangguh, pekerja politik yang tekun, dan banyak melahirkan konsep-konsep kaderisasi Partai Golkar, yang dipakai hingga saat ini. Salah satu contohnya adalah kriteria penilaian seorang kader, agar secara organisasi, taat pada prinsip merit system organisasi.

Darul Siska, termasuk politisi yang pandai dan cekatan dalam membaca dinamika politik.

“Bang Darul, merupakan salah stau politisi yang sangat matang, tenang, dan mampu membawa diri secara tepat dan proporsional dalam pergaulan politik,” jelas Fathorrahman Fadli, salah seorang penulis buku biografi tersebut.

Fathorrahman Fadli yang akrab disapa Mr. Ong itu menambahkan, sebagai politisi, Darul sangat layak diteladani oleh generasi muda, terutama yang ingin bergiat membangun bangsanya lewat panggung politik.

“Beliau tergolong politisi yang sangat unik. Sebagai politisi, dia nyaris tidak memiliki musuh, semua faksi dalam Partai Golkar, welcombe padanya,” jelas penulis yang juga Direktur Eksekutif lembaga riset IDR tersebut.

Ketika ditanya, apa resep Darul Siska dapat eksis puluhan tahun di Partai Golkar?

Menurut Hasril Chaniago, salah seorang penulis buku ini, karena Darul menghindari konflik politik yang tidak produktif.

“Bang Darul punya idealisme tersendiri dalam berpolitik. Ia lebih mencintai sistem dan nilai-nilai, yang menjadi ruh organisasi, dan tidak terjebak dalam konflik antarkubu,” jelas Hasril.

Hasril menambahkan, Darul sebagai anggota parlemen, telah berbuat banyak dalam membangun daerah pemilihannya, yakni Sumatera Barat 1.

“Bang Darul sangat dicintai masyarakat di dapilnya, sebab selain rajin mengunjungi masyarakat di sana, beliau juga banyak mendorong terobosan-terobosan pembangunan melalui skema APBN untuk dapilnya,” jelas Hasril.

Hasril mengajak pembaca, untuk menelusuri berbagai rintisan perjuangan pembangunan, baik yang diinisiasi ataupun didorong Darul Siska, sebagaimana dijelaskan melalui buku biografinya itu.

Darul Siska yang terlahir di Sawahlunto, adalah orang kedua di kampung itu yang berhasil menjadi tokoh nasional, dan duduk di parlemen Indonesia setelah Mr. Muhammmad Yamin, salah seorang pendiri bangsa dan pemikir Pancasila.

Fathorrahman Fadli menambahkan, salah satu kunci kesuksesan Darul Siska dalam politik, karena ia tidak suka terlibat dalam gosip politik.

“Bang Darul, tidak suka menjelek-jelekkan orang, apalagi teman separtainya, ia fokus pada tugasnya sebagai wakil rakyat,” tandas Fathorrahman Fadli. (*)

Editor: Ruslan Sangadji