Oleh: Muzakir – Ketua ISEI Palu Koordinator Sulawesi Tengah

DALAM DUNIA organisasi profesional, kartu anggota bukan sekadar tanda pengenal; mereka mencerminkan identitas serta manfaat yang dapat diperoleh para anggotanya.

Ini sangat relevan bagi Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), sebuah organisasi prestisius, yang menaungi para ekonom dan praktisi ekonomi terkemuka di Indonesia.

Pada Kongres ISEI XXII yang berlangsung di Solo pada 19-20 September 2024, tidak hanya isu ekonomi yang dibahas, tetapi juga era baru keanggotaan digital ISEI yang menjanjikan banyak potensi.

Saat ini, keanggotaan ISEI telah mengalami perubahan signifikan. Dengan lebih dari 13.000 anggota yang terdaftar secara daring, ISEI berhasil beralih dari sistem keanggotaan manual menuju era digital. Ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga peluang besar yang dimiliki organisasi ini.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi, diperkirakan jumlah anggota ISEI akan terus tumbuh hingga ratusan ribu, dalam beberapa tahun mendatang.

LEBIH DARI SEKADAR TANDA PENGENAL

Apa yang membuat kartu anggota ISEI begitu menarik? Apakah kartu ini hanya sekadar tanda pengenal, atau bisa lebih? Menurut Anggito Abimanyu, Ketua Panitia Pelaksana Kongres, kartu anggota ini memiliki potensi yang lebih besar.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul gagasan untuk menjadikannya sebagai uang elektronik atau bahkan e-wallet, yang memungkinkan anggotanya merasakan keuntungan finansial langsung.

Bayangkan, seorang anggota ISEI tidak hanya menggunakan kartu ini sebagai identitas, tetapi juga sebagai alat pembayaran elektronik, akses asuransi, hingga fasilitas eksklusif seperti lounge bandara dan potongan harga di berbagai pusat perbelanjaan serta maskapai penerbangan.

Ini membuka peluang bagi ISEI untuk bermitra dengan industri perbankan dan sektor lainnya demi meningkatkan manfaat bagi anggotanya.

Salah satu tokoh yang berperan besar dalam upaya ini, adalah Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang kini menjabat sebagai Bendahara Umum ISEI.

Dengan jaringan yang luas, Jahja diharapkan mampu membangun kerja sama strategis antara ISEI dan industri perbankan, untuk mengoptimalkan manfaat kartu anggota ini.

TANTANGAN DAN PELUANG

Transformasi digital keanggotaan ISEI, tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu masalah utama yang dihadapi, adalah memastikan semua cabang ISEI memenuhi ambang batas jumlah anggota aktif — yakni lebih dari 100 orang yang terdaftar dan membayar iuran melalui gateway pembayaran sebelum Kongres XXII berlangsung. Ini menunjukkan, meskipun sistem digital memudahkan, ia juga membawa tantangan baru dalam hal administrasi dan manajemen anggota.

Namun, di balik tantangan tersebut, ISEI memiliki peluang besar. Dengan digitalisasi, organisasi ini dapat lebih efisien dalam mengelola anggotanya, termasuk memantau aktivitas dan kontribusi setiap anggota.

Transformasi ini juga, memungkinkan ISEI lebih dekat dengan anggotanya melalui platform daring, seperti seminar virtual, diskusi ekonomi, hingga akses langsung ke publikasi ekonomi terkemuka.

KEPEMIMPINAN YANG VISIONER

Kepengurusan baru ISEI periode 2024–2027, yang dipimpin oleh Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia dengan visi yang progresif, diharapkan dapat membawa ISEI menuju era baru. Perry bersama dengan kelompok ABG (Akademisi, Bisnis, dan Goverment) diharapkan mampu mencatatkan prestasi signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Pada akhirnya, pertanyaan utama yang muncul adalah: apa keuntungan nyata yang bisa diperoleh anggota ISEI dari inovasi ini? Di sinilah pentingnya strategi yang tepat, dalam mengelola ekspektasi anggota.

Kartu anggota ISEI yang dilengkapi berbagai fitur, diyakini akan memberikan nilai tambah bagi anggotanya—bukan hanya sebagai tanda pengenal profesional, tetapi juga sebagai alat yang memudahkan akses finansial dan berbagai layanan eksklusif.

MENUJU MASA DEPAN CERAH

ISEI memiliki peluang besar, untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi para anggotanya, melalui transformasi digital. Mengubah sistem keanggotaan menjadi digital, adalah langkah awal yang penting, namun tantangan selanjutnya adalah bagaimana memberi manfaat terbaik bagi seluruh anggota ISEI melalui kartu keanggotaan mereka.

Dengan kerja sama yang solid antara akademisi, dunia bisnis, dan pemerintah, serta dukungan dari tokoh-tokoh penting seperti Jahja Setiaatmadja dan Perry Warjiyo, masa depan ISEI tampak cerah.

Kartu anggota ISEI tidak hanya akan menjadi tanda pengenal, tetapi juga menjadi “kartu sakti”, yang membawa berbagai keuntungan nyata bagi para anggotanya.

Selamat untuk ISEI! Semoga terus mencatatkan prestasi dan inovasi di masa depan. (*)

Editor: Ruslan Sangadji