UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU, terus mencuri perhatian dengan berbagai gebrakan inovatif di bawah kepemimpinan Rektor Prof. Lukman Thahir.
Kampus yang menamakan diri “Kampus 1.000 Mimpi” ini, tak hanya berfokus pada penguatan internal civitas akademika, tetapi juga memperluas dampaknya hingga ke kancah internasional.
Kolaborasi dengan berbagai pihak, membuat UIN Datokarama semakin dikenal. Salah satu gebrakan besar adalah pengiriman mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat hingga ke Thailand.
Tidak hanya itu, Prof. Lukman juga membuka pintu bagi mahasiswa non-Muslim untuk bergabung di kampus Islam ini—sebuah langkah progresif yang mencerminkan inklusivitas dan keterbukaan.
Komitmennya terhadap isu global juga terlihat dari kesiapan UIN Datokarama menerima mahasiswa Palestina dengan beasiswa penuh, sebagai bentuk dukungan solidaritas dan kepedulian internasional.
Di tingkat internal, berbagai program inovatif telah diluncurkan, antara lain:
- Unit Pengelola Zakat (UPZ): Mengelola zakat secara profesional dan transparan untuk mendukung kesejahteraan umat.
- Aplikasi Layanan Akademik Isema: Platform digital yang mempermudah mahasiswa mengakses informasi akademik.
- Kantin Halal Modern: Sebuah konsep pemberdayaan masyarakat dan UMKM yang mendukung perekonomian lokal.
PROMOSI KAMPUS DENGAN SENTUHAN UNIK
Sabtu pagi, 4 Januari 2025, UIN Datokarama menggelar kegiatan Fun Run 5K, yang melibatkan 500 pelajar dari seluruh Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini bertujuan mempromosikan kampus kepada masyarakat luas, sekaligus mempertegas posisinya sebagai perguruan tinggi terdepan di Sulawesi Tengah.
Sedangkan terkait memperkuat mutu akademik, UIN Datokarama menargetkan akreditasi unggul untuk semua program studi. Saat ini, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) jenjang Strata Dua (S2) telah meraih akreditasi unggul. Sementara itu, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) jenjang Strata Satu (S1) tengah menunggu hasil asesmen lapangan dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (Lamdik).
Sejumlah program studi lainnya juga dalam proses visitasi akreditasi, seperti Ilmu Alquran dan Tafsir, Aqidah dan Filsafat Islam, Hukum Ekonomi Syariah, hingga Ekonomi Syariah (FEBI).
PROF. LUKMAN THAHIR: INSPIRASI DI BALIK INOVASI
Menurut Prof. Lukman, cita-cita menjadikan Universitas Islam Negeri Datokarama sebagai kampus unggul, hanya bisa dicapai dengan koordinasi yang solid dan sinergi antarunit.
Ia juga menegaskan pentingnya Audit Mutu Internal (AMI) untuk mengatasi tumpang tindih pekerjaan dan memastikan seluruh elemen kampus bekerja secara harmonis.
Gaya kepemimpinan Prof. Lukman yang unik dan membumi, mencerminkan sikapnya yang terbuka dan tidak terkesan kaku meski berada di posisi yang cukup tinggi.
Keputusan untuk sering berdiskusi di warung kopi, merupakan langkah cerdas yang menciptakan suasana santai dan akrab. Dalam diskusi-diskusi tersebut, ia memberi ruang bagi pihak eksternal, terutama kalangan bawah, untuk berbicara dan menyampaikan aspirasi mereka.
Ini bukan hanya soal bertukar ide dan gagasan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan memahami masalah yang dihadapi secara langsung.
Karena memang, dalam suasana yang tidak formal, ide-ide kreatif lebih mudah mengalir, dan hubungan yang lebih egaliter pun tercipta.
Sementara itu, kebiasaan Prof. Lukman yang menggunakan bajaj saat perjalanan dinas ke Jakarta, memperkuat citranya sebagai pemimpin yang sederhana dan tidak berlebihan.
Pilihan transportasi ini sangat kontras dengan banyaknya pejabat yang memilih kenyamanan kendaraan mewah. Dengan memilih bajaj, ia tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga menunjukkan kesediaannya untuk merasakan langsung bagaimana kehidupan rakyat biasa di kota besar.
Ini memperlihatkan bahwa ia tidak terjebak dalam kemewahan, melainkan tetap berpijak pada kenyataan hidup yang dijalani oleh banyak orang.
Kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat ini tidak hanya membangun citra positif di kalangan masyarakat, tetapi juga memberikan teladan, bahwa seorang pemimpin tidak harus berjauhan dengan rakyatnya atau bersikap terlalu formal dan terkesan tinggi hati.
Sebaliknya, pemimpin yang mendengarkan, berempati, dan dekat dengan rakyatnya akan lebih mudah memperoleh dukungan dan menciptakan perubahan yang berarti.
“Mari kita bersama-sama meningkatkan kinerja dan terus berinovasi demi mewujudkan visi besar UIN Datokarama,” tandasnya. (*)
Tinggalkan Balasan